Produksi Beras Penajam Turun 10.000 Ton

Bagus Purwa

 

Harga beras di Kabupaten Paser masih belum turun. (Rapal JKN - Hello Borneo)

Pedagang beras di Kabupaten Penajam Paser Utara Turun. (Dok – Hello Borneo)

Penajam, helloborneo.com – Produksi beras Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada musim tanam kedua pada tahun ini (2016) menurun sekitar 10.000 ton dibanding produksi beras periode yang sama pada 2015.

“Produksi beras pada musim tanam kedua tahun ini hanya 36.000 ton, sedangkan produksi beras musim tanam kedua pada 2015 mencapai 46.000 ton,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara Surito Widarie, ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Selasa.

Penurunan produksi beras di Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut disebabkan dampak cuaca pada akhir 2015 serta serangan hama dan penyakit pada Februari-Maret 2016.

Kendati mengalami penurunan produksi beras dibanding tahun lalu, Kabupaten Penajam Paser Utara masih mengalami surplus beras karena kebutuhan beras masyarakat di daerah itu hanya 18 ribu ton per tahun.

“Dari 36 ribu ton beras dikurangi kebutuhan konsumsi masyarakat 18 ribu ton, kemudian dikurangi kebutuhan beras untuk rakyat miskin atau raskin masih surplus 11 ribu ton,” jelas Surito Widarie.

Apalagi, lanjut Surito Widarie, hasil produksi itu belum merupakan hasil panen selama satu tahun, karena belum panen secara keseluruhan.

Ia menjelaskan, saat ini masyarakat bisa membeli beras lokal premium atau kualitas baik di Toko Tani Indonesia yang ada di Kecamatan Penajam, Babulu, dan Sepaku.

“Masyarakat bisa membeli beras lokal premium di enam Toko Tani Indonesia yang telah dibentuk dengan harga lebih murah dibanding harga di pasaran, di mana kemasan 5 kilogram dijual dengan harga Rp39.900,” ujar Surito Widarie.

Sementara untuk produksi jagung di Kabupaten Penajam Paser Utara masih di bawah standar sehingga ketersediaan jagung di daerah itu masih kurang.

“Jagung belum masuk komoditas primer untuk pangan dan harga jualnya lebih murah dibanding beras,” tambah Surito Widarie, seraya menambahkan bahwa jagung mayoritas dipergunakan untuk pakan ternak sehingga harga jagung di daerah ini rendah. (bp/*rol)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.