Ari B
Penajam, helloborneo.com – Sedikitnya 500 hektare lahan gambut yang berada di wilayah Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, rawan terbakar pada saat musim kemarau, kata Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat, Nurlaila.
“Hamparan ratusan hektare lahan gambut itu tersebar di wilayah Desa Giripurwa dan Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam,” jelas Nurlaila Kepala Sub Bidang Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila, ketika ditemui hellorneo.com di Penajam, Kamis.
Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara telah memetakan enam wilayah di Kecamatan Penajam yang berpotensi tinggi terjadi kebakaran, pada saat musim kemarau.
“Enam wilayah rawan terjadi kebakaran sudah dipetakan untuk antisipasi bencana kebakaran saat masuk musim kemarau,” ujar Nurlaila.
Wilayah yang berpotensi tinggi terjadi kebakaran pada saat musim kemarau di wilayah Kecamatan Penajam di antaranya, Desa Giripurwa, kemudian kawasan Jalan Pinang Jatus, Gang Ulin dan Labu Burok di Kelurahan Nenang, serta sebagian di Kelurahan Petung dan wilayah Kecamatan Waru.
Potensi kebakaran tinggi terjadi di wilayah tersebut menurut Nurlaila, disebabkan terdapat hamparan lahan gambut yang luasnya mencapai lebih kurang 500 hektare.
Dari luasan lahan gambut itu BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara memberikan atensi atau perhatian lebih untuk lahan gambut yang berada di wilayah Desa Giripurwa, Kecamatan Penajam.
Pada musim kemarau 2016 lanjut Nurlaila, terjadi kebakaran lahan gambut di wilayah Penajam Paser Utara hampir mencapai lebih kurang 200 hektare.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara mencatat sebanyak 29 kasus kebakaran hutan dan lahan terjadi pada 2015 dengan luasan terdampak sekitar 715,9 hektare, kebakaran hutan dan lahan pada 2016 meningkat menjadi 50 kasus dengan luasan terdampak sekisar 359,3 hektare.
Kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Penajam Paser Utara menurun cukup drastis pada 2017, hanya satu kasus dengan luasan terdampak lebih kurang 750 meter persegi.
Pada musim kemarau tambah Nurlaila, segala sesuatunya serba kering dan mudah terbakar, diimbau kepada seluruh masyarakat agar menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan terjadinya kebakaran. (Adv/bp/hb)