Menabung Puluhan Tahun, Nenek Penyapu Jalan Akhirnya Tunaikan Niat Beli Hewan Kurban

R Zulkarnain F

Nenek sumiati saat membeli hewan kurban dengan pedagang hewan kurban. (R Zulkarnain F)
Nenek sumiati saat membeli hewan kurban dengan pedagang hewan kurban. (R Zulkarnain F)

Kutai Kartanegara, helloborneo.com – Menabung selama puluhan tahun, akhirnya Sumiati (71) warga Tenggarong berhasil menunaikan niatnya untuk membeli hewan kurban di tahun ini.

Sumiati, yang berprofesi sebagai penyapu jalan ini patut menjadi inspirasi. Jelang Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah, nenek dari 6 cucu ini berkurban dua hewan sekaligus, sapi dan kambing.

Meski gaji yang ia terima hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari, tidak mematahkan semangat Sumiati untuk menabung. Besaran upah yang ia terima mulai dari Rp150 ribu perbulan dan hanya mencukupi kebutuhan rumah tangganya dilakoninya sejak 21 tahun yang lalu.

Seiring berjalannya waktu upahnya Sumiati meningkat, saat itu ia mulai menyisihkan upah yang diperolehnya untuk ditabung. Selain sebagai penyapu jalanan, ibu dari 4 orang anak ini juga berjualan makanan ringan di kawasan Pasar Seni Tenggarong untuk menambah penghasilan.

Sejak 15 tahun lalu, Sumiati yang giat bekerja ini memiliki warung kecil, kemudian warung tersebut juga dijadikan tempat tinggal mengingat rumah yang tinggalnya berada cukup jauh yakni berjarak sekitar lima kilometer.

Sebelum berjualan tak jarang Sumiati mengambil kerja sampingan sebagai buruh cuci pakaian untuk menambah penghasilan. Sebagian penghasilan sebagai buruh cuci pakaian ditabung dan dibelikan emas.

“Jadi sebelum berjualan, saya mengambil upahan mencuci pakaian,” ujarnya, Jum’at (31/07/2020).

Niat Sumiati untuk beribadah kurban, tidak pernah diketahui oleh anak-anaknya. Bahkan saat ia menyampaikan niatnya untuk berkurban, merekapun terkejut karena nominal tabungan hasil jerih payah selama puluhan tahun tersebut cukup banyak.

“Saya senang, maksudnya selagi hidup masih bisa beramal. Anak saya tidak tahu saat saya ajak ke toko emas untuk menjual perhiasan, baru mereka tahu saya ingin berkurban,” tutur Sumiati.

Sementara itu anak kedua dari Nenek Sumiati, Heru Madianto mengaku terkejut saat sang ibu mengungkapkan ingin berkurban. Mendengar sang ibu mengungkapkan ingin membeli sapi untuk berkurban, ia pun terharu.

Heru mengatakan total harga emas yang dijual ibunya mencapai Rp19,4 juta, uang tersebut cukup untuk membeli sapi seharga Rp18 juta. Tidak merasa cukup membeli seekor sapi, Sumiati akhirnya kembali menjual emasnya dan membeli seekor kambing untuk hewan kurban senilai Rp4,7 juta.

“Ibu saya maunya yang besar sehingga dibelilah kambing yang besar. Kalau kambing, kakak saya yang mengantar, kalau sapi saya yang mengantar ibu,” jelas Heru kepada helloborneo.com

Heru menambahkan hewan kurban berupa sapi dan kambing yang dibeli oleh ibunya akan dipotong di Langgar An-Nur, Jalan Diponegoro Kelurahan Panji, Tenggarong. (sop/tan)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses