Pemerintah Kota Balikpapan-Provinsi Diminta Respon Lonjakan Kasus Corona

Joko Sugiarto

Foto Direktur Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo atau RSKD Balikpapan, Edy Iskandar.

Balikpapan, helloborneo.com – Pemerintah Kota Balikpapan maupun Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur untuk merespon lonjakan kasus virus corona di daerah itu, melihat kapasitas daya tampung ruang pasien COVID-19 yang terbilang minim.

“Sepekan terakhir di RSKD mengalami lonjakan pasien COVID-19,” ungkap Direktur Rumah Sakit Kanudjoso Djatiwibowo atau RSKD Balikpapan, Edy Iskandar ketika ditemui helloborneo.com di Balikpapan, Sabtu.

“Dalam satu hari UGD (unit gawat darurat) menerima 20 sampai 30 pasien dengan bukti hasil rapid antigen positif dan kondisi pasien sesak nafas,” tambahnya.

Kondisi UGD dan ruang perawatan lanjut Edy Iskandar, sudah hampir diambang batas kapasitas maksimal akibat lonjakan Pasien virus corona tersebut.

Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Balikpapan tersebut mengaku cukup khawatir mengingat masih ada pasien non- COVID-19 yang harus dirawat.

Kapasitas daya tampung ruang pasien virus corona terbilang minim, jadi kata Edy Iskandar, pemerintah kota maupun pemerintah provinsi untuk merespon terjadinya lonjakan kasus COVID-19.

“Apabila batas maksimal ruangan terpenuhi, kami akan meningkatkan (mengupgrade) ruangan baru menjadi ruang isolasi COVID dengan kapasitas tambahan 30 pasien,” ujarnya.

Peralatan medis menurut Edy Iskandar, sudah disediakan, ruangan yang biasa digunakan untuk pasien biasa atau umum akan dikosongkan sementara, dan itu sudah kapasitas maksimal.

Namun jika, menggunakan tenda darurat apabila lonjakan pasien COVID-19 semakin tidak terkendali jelasnya, ada banyak pertimbangan di antaranya tenaga kesehatan yang tidak memadai dan standarisasi perawatan.

SDM (sumber daya manusia) RSKD terbatas karena dari total 300 tenaga kesehatan ada sekitar 25 tenaga perawat yang melakukan isolasi mandiri dengan gejala ringan. Dan untuk mengantisipasi kelelahan para tenaga medis, RSKD membuka penerimaan tenaga honorer hingga Desember 2021.

Saat ini terkonfirmasi 230 pasien positif yang dirawat dari total kapasitas 250 pasien, pasien COVID-19 difokuskan di ruang UGD dengan upaya tambahan menyiapkan ruangan kosong lainnya.

Sedangkan untuk pasien rawat inap non-COVID-19 dikonsentrasikan di gedung anggrek hitam dan apabila ruang rawat inap serta UGD penuh kata Edy Iskandar, RSKD akan menutup layanan rujukan dan mengarahkan ke rumah sakit lainnya. (bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.