2,71 Hektar Area Konservasi Orangutan di Kukar Rusak Akibat Tambang Ilegal

Regional Manager BOSF East Kalimantan Aldrianto Priadjati (paling kanan). (Foto: helloborneo.com/RoyMS)

Roy MS

Balikpapan, helloborneo.comSebanyak2,71 hektar area rehabilitasi orangutan yang dikelola Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara dipastikan rusak akibat penambangan batubara ilegal baru-baru ini.

Regional Manager BOSF East Kalimantan Aldrianto Priadjati menyesalkan adanya aktivitas yang didalangi oleh tersangka SS (42) itu. Meski kerugian secara materil belum dapat dipastikan, namun Aldrianto mengaku dampak yang ditimbulkan cukup besar.

Padahal, menurut Dia, aktivitas ilegal tersebut diketahui beroperasi belum lama di areal tersebut.

“Sepengetahuan kami kegiatan penambangan ini belum lama, tapi kerusakannya sudah cukup banyak buat kami. Karena kawasan itu sudah kami tanami menjadi hutan, tapi sayangnya harus dikorbankan untuk menjadi tambang,” jelas Aldrianto, Jumat (30/9).

Menurutnya, areal yang digali oleh para penambang ilegal telah ditanami berbagai flora sebagai tempat rehabilitasi satwa langka endemik Kalimantan sejak tahun 2007 lalu. Dari situ tentunya, kawasan tersebut juga telah memberi manfaat bagi lingkungan di sekitar, selain orangutan dan beruang madu.

“Kawasan ini memberi banyak manfaat, salah satunya sebagai penyedia air bagi masyarakat sekitar. Untungnya (penambangan) tidak mengganggu jumlah populasi satwa yang direhabilitasi di dalamnya,” imbuhnya.

Meski kerugian secara materil akibat kegiatan tambang ilegal masih dalam kalkulasi, BOSF justru menitikberatkan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

“Kita tidak melihat biaya material misalkan, tetapi kesempatan orangutan untuk memanfaatkan hutan tersebut. Effort kita untuk menjaga kawasan itu juga penting untuk diperhitungkan,” jelas Dia. (yor)

BACA JUGA:





Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.