Ari B
Penajam, helloborneo.com – Kebakaran lahan dan hutan susulan masih berpotensi terjadi di Desa Giripirwa dan Kelurahan Petung, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sebab di wilayah setempat terdapat lahan gambut yang cukup luas.
“Di wilayah Desa Giripurwa dan Kelurahan Petung, Kecamatan Penajam, masih berpotensi tinggi terjadi kebakaran lahan susulan karena terdiri dari lahan gambut,” Kata Kepala Subbidang Logistik dan Peralatan BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Jumat.
Lahan gambut cukup luas berada di Desa Giripurwa dan Kelurahan Petung sehingga dari sejumlah wilayah yang mengalami kebakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara menurut dia, kedua wilayah tersebut masih berpotensi terjadi kebakaran lahan susulan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara mengimbau seluruh lapisan masyarakat mewaspadai musim kemarau disertai angin kencang yang sedang melanda daerah setempat saat ini.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau disertai angin kencang tersebut akan berlangsung hingga Oktober 2018.
Peristiwa kebakaran lahan selain diakibatkan cuaca panas lanjut Nurlaila, diduga juga disebabkan aktivitas pembukaan lahan dengan cara dibakar, serta puntung rokok yang dibuang sembarangan.
Nurlaila menngungkapkan, selama Juli hingga Agustus 2018, telah terjadi 14 kasus kebakaran lahan di wilayah Penajam Paser Utara, dengan total lahan yang terbakar mencapai lebih dari 35 hektare.
“Mayoritas kebakaran lahan di Kabupaten Penajam Paser Utara itu terjadi di wilayah Kecamatan Penajam, dan jumlah kasus kebakaran lahan meningkat dari tahun sebelumnya,” jelasnya.
Sepanjang 2017, BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara mencatat sekitar 12 kasus kebakaran hutan dan lahan terjadi di wilayah setempat, tujuh kasus di antaranya terjadi pada Januari sampai Agustus.
Sehingga jika dibandingkan kasus kebakaran lahan di Kabupaten Penajam Paser Utara pada 2018 tambah Nurlaila, lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Ia menimpali lagi, hal tersebut karena BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara mencatat intensitas hujan lebih mendominasi di daerah setempat pada 2017. (bp/hb/Adv)