Ari B
Penajam, helloborneo.com – Warga Kelurahan Lawe-Lawe Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mendesak pemerintah kabupaten melanjutkan pembangunan Bendungan Lawe-Lawe yang dihentikan sejak 2017.
“Warga menilai belum rampungnya pembangunan Bendung Lawe-Lawe itu berpotensi menyebabkan banjir jika hujan deras,” kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Lawe-Lawe Alfian ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Jumat.
Letak pintu air Bendungan Lawe-Lawe di wilayah Kecamatan Penajam tersebut lurus dengan permukiman dinilai masyarakat berpotensi mengakibatkan bencana banjir terutama saat musim penghujan.
Menurut Alfian, ada tiga permukiman warga di kawasan Kelurahan Lawe-Lawe yang berpotensi tinggi terkena banjir jika terjadi hujan deras, di antaranya di kawasan RT 1, 4 dan RT 5.
Warga yang tinggal di bantaran Sungai Lawe-Lawe setiap musim hujan merasa khawatir terjadi banjir besar, sebab tanggul Sungai Lawe-Lawe tidak mampu menahan luapan air.
Mayarakat menduga pembangunan Bendungan Lawe-Lawe yang belum rampung dan belum memiliki pengatur debit (volume) air, membuat air di penampungan langsung mengalir ke sungai, Sungai Lawe-Lawe tidak menampung air hingga kemudian turun ke permukiman warga.
Sejak 2017, telah terjadi tiga kali bencana banjir cukup besar yang merendam puluhan rumah dengan ketinggian mencapai lebih kurang 1,5 meter di kawasan Kelurahan Lawe-Lawe, Kecamatan Penajam.
Bencana banjir yang merendam puluhan rumah tersebut lanjut Alfian, membuat warga yang tinggal di sekitar Sungai Lawe-Lawe merasa trauma, warga meminta pemerintah kabupaten memperhatikan dan segera menyelesaikan permasalahan banjir.
Untuk itu, warga mendesak Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara untuk segera melanjutkan proyek pembangunan Bendungan Lawe-Lawe yang dihentikan sejak Mei 2017 dengan kondisi pengerjaan sekitar 85 persen tersebut.
Kondisi anggaran Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami penurunan, sehingga tidak ada anggaran untuk melanjutkan pengerjaan Bendungan Lawe-Lawe dan kesulitan mencari untuk melanjutkan pengerjaannya.
Masyarakat juga meminta pengerukan untuk mengatasi sendimentasi Sungai Lawe-Lawe yang dihetikan sejak Desember 2017 kembali dilanjutkan, sebab risiko permukiman warga terkena banjir dari luapan Sungai Lawe-Lawe masih cukup tinggi saat hujan deras mengguyur wilayah itu. (bp/hb)