Bagus Purwa

Penajam, helloborneo.com – Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) beri lampu hijau bakal bantu anggaran kembangkan agroekowisata di Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
“Ada lubang bekas tambang batu bara akan kami maksimalkan jadi potensi wisata untuk tingkatkan pendapatan desa dan warga,” ujar Kepala Desa Wonosari Kasioyono di Penajam.
“Kementerian KLHK berikan lampu hijau akan bantu anggaran untuk kembangkan lubang bekas tambang batu bara jadi agroekowisata,” tambahnya.
Lahan bekas tambang batu bara yang bakal dijadikan agroekowisata tersebut tidak jauh dari destinasi atau tempat kunjungan wisata alam Goa Tapak Raja di Desa Wonosari.
Seluas 15 hektare lahan bekas tambang batu bara bakal dibenahi, bekas galian atau lubang tambang batu bara akan dijadikan kolam pemancingan dan sarana bermain air.
Kemudian lahan bekas tambang batu bara itu juga bakal ditanami pohon buah-buahan khas Kalimantan Timur, serta pohon buah lainnya di antaranya alpukat, kelengkeng dan durian.
Anggaran pengembangan lahan bekas tambang batu bara menjadi agroekowisata disiapkan Kementerian KLHK, jelas dia, desain sudah selesai hanya menunggu pengerjaan dilakukan Kementerian KLHK.
Pengelolaan agroekowisata bakal ditangani Unit Pariwisata Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Wonosari, sehingga berkontribusi menambah pendapatan desa itu.
Kegiatan sehari-hari masyarakat Desa Wonosari seperti proses penggarapan lahan pertanian dan perkebunan juga akan dijual sebagai wisata edukasi (pendidikan), serta mempersiapkan Goa Tapak Raja menjadi tempat kunjungan wisata alam unggulan.
Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, bersiap menjadi desa wisata menyambut pindahnya ibu kota negara Indonesia dari Jakarta ke sebagian wilayah di daerah berjuluk Benuo Taka itu.
Desa Wonosari berada sekitar 30 kilometer dari Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara atau IKN Indonesia baru bernama Nusantara. (log)

















