Edy Suratman Yulianto
Penajam, helloborneo.com – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Zainal Arifin, menyoroti kondisi krisis akses air bersih di Desa Babulu Laut.
Zainal mengungkapkan bahwa, masyarakat setempat mengandalkan tampungan air saat musim hujan, namun kondisi ini menjadi semakin sulit saat di musim kemarau.
“Mereka mengandalkan tampungan air di musim hujan, selain itu apalagi, kalau kemarau itu kan susah dan persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan sudah kita penuhi,” kata Zainal Arifin.
Dalam upaya menangani permasalahan ini, Zainal Arifin menjelaskan bahwa, bantuan sudah diajukan oleh kepala desa dan akan diakomodasi oleh Dinas Sosial PPU.
“Bantuannya ke masyarakat pengajuannya oleh kepala desa, pengadaannya dinas sosial, mungkin minggu-minggu ini sudah terealisasi,” imbuhnya.
Zainal Arifin juga menyoroti urgensi akses air bersih sebagai kebutuhan pokok masyarakat. Terlebih, air tanah yang tersedia di kawasan pesisir Babulu Laut tidak dapat digunakan untuk konsumsi sehari-hari.
“Mereka butuh penampung air bersih, air sementara disana beli. Kalau yang air-air bor itu kan tidak bisa untuk konsumsi, kalau untuk mandi, untuk mencuci bisa saja. Makanya kita bantu lewat tandon itu,” ucapnya.
Menanggapi permasalahan ini secara menyeluruh, Zainal Arifin juga menyuarakan kebutuhan akan penyediaan akses air bersih yang berkelanjutan. Ia telah mendorong PDAM untuk memperluas jaringan distribusi air bersih hingga ke Desa Babulu Laut.
“Kita minta PDAM untuk dilanjutkan, tapi ada sedikit itu ke Babulu Darat, padahal Babulu Laut yang lebih membutuhkan, Babulu Darat itu banyak titik-titik untuk air bersih, kalau Babulu Laut tidak ada sama sekali,” pungkasnya. (adv/log)