Bagus Purwa
Penajam, helloborneo.com – Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan mengembangkan gas metan menjadi tenaga listrik di kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) Buluminung.
“Kami sudah bangun alat tangkap gas metan di TPA Buluminung dengan aggaran Rp200 juta dari APBD 2015 yang sudah dioperasikan sejak dua pekan lalu. Dan sudah dimanfaatkan untuk memasak, kami sediakan lima kompor di TPA,” ungkap Kepala DKPP Kabupaten Penajam Paser Utara, Tita Deritayati, di Penajam, Rabu.
Sementara ini DKPP Kabupaten Penajam Paser Utara, lanjutnya, baru membangun tiga alat penangkap gas metan dengan kedalam 1,5 meter, dan rencananya akan dibangun sembilan alat tangkap gas metan di TPA Buluminung. Penyedotan gas metan tersebut untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar dan bermanfaat untuk mengurangi bau sampah.
Selain untuk bahan bakar dan mengurangi bau sampah, kata Tita, dengan produksi sampah mencapai 20 sampai 30 ton per hari di TPA Buluminung memiliki potensi gas metan yang cukup besar, sehingga dapat dikembangkan untuk tenaga listrik.
“Dengan potensi gas yang cukup besar itu, kami akan coba kembangkan gas metan menjadi tenaga listrik antara 500 watt sampai 1.000 watt, untuk kebutuhan listrik di TPA yang masih menggunakan genset,” jelasnya.
Kabid Kebersihan, DKPP Kabupaten Penajam Paser Utara,, Edi Hasmoro menambahkan, untuk mengembangkan energi listrik gas metan yang menghasilkan tenaga listrik antara 500 watt sampai 1.000 watt dibutuhkan lima alat tangkap gas metan.
“Kami akan usulkan anggaran untuk kembangkan gas metan jadi tenaga listrik, untuk genset modifikasi berbahan bakar gas yang dibutuhkan dalam pengolahan gas metan jadi tenaga listrik,” ujarnya. (adv/bp/*esa)