David Purba
Balikpapan, helloborneo.com – Prajurit TNI berpangkat Praka berinisial MAM pelaku pembunuhan guru honorer di Kota Balikpapan disangkakan pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal hukuman mati.
Kapendam VI/Mulawarman Letkol Inf Taufik Hanif saat dihubungi helloborneo.com di Balikpapan, Mingu mengatakan, Praka MAM disangkakan pasal pembunuhan berencana, dengan motif kesal dan hubungan asmara yang tidak direstui, juga niat pelaku yang ingin melanjutkan pendidikannya dimiliter.
“Ya ini pembunuhan berencana, ancamanya terberat yakni hukuman mati, nanti kalau terbukti dipersidangan,” ujarnya.
Pomdam VI/Mulawarman telah menggelar reka ulang adegan pembunuhan seorang guru honorer tersebut Kamis hingga Jumat (8 sampai 9 Juli 2021).
Pelaku pembunuhan Praka MAM memperagakan 40 adegan pembunuhan di 15 titik lokasi, yang dimulai dari mengambil baju persit, makan, hingga keadegan inti di jalan transat, dan bengkel tempat pelaku menitipkan motor korban.
“Ada 40 adegan ya yang diperagakan pelaku saat ini di 15 titik lokasi, dan tidak ada adegan tambahan, semua sesuai dengan keterangan tersangka,” jelas Taufik Hanif.
Sesuai dengan 40 reka adegan yang diperagakan, mulai dari titik awal hingga ke TKP (tempat kejadian perkara) inti di jalan transat lanjut ia, pelaku tidak memutilasi korban.
“Tidak ada mutilasi. Dua pekan setelah pelaku membunuh, pelaku kembali ke lokasi untuk menghilangkan barang bukti seperti pakaian korban yang sempat ditanam pelaku,” tambahnya.
Sebelumnya dikabarkan seorang guru honorer berinisial RR berusia 32 tahun mendadak hilang pada Maret 2021, orang tua korban yang cemas berusaha mencari keberadaan korban, termasuk menghubungi kekasihnya seorang pajurit TNI dengan pangkat Praka.
Tidak berhenti sampai disana, orang tua korban yang gelisah mendatangi Kodam VI Mulawarman, untuk membantu pencarian anaknya, hingga pada 13 April 2021, RR ditemukan dengan kondisi tulang belulang di jalan Transat Kecamatan Balikpapan Timur.
RR Tewas ditangan kekasihnya sendri praka MAM, yang kesal dengan ajakan menikah yang selalu dipertanyakan korban. (bp/hb)