Rapal JKN
Tana Paser, helloborneo.com – Pembukaan lahan baru secara besar-besaran yang terjadi di Kabupaten Paser, membuat kurangnya lahan hijau dan serapan air. Hal ini mulai berdampak saat musim kemarau. Pasalnya tidak ada simpanan air yang dapat digunakan, meski ini saat belum memasuki puncak musim kemarau.
Mengenai hal ini Kabid Perlindungan dan Pertahanan Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Toto Ifrianto mengatakan, untuk pencegahan kemarau harusnya ada tindakan Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Paser sejak jauh hari sebelum memasuki kemarau. Terutama terkait pembukaan lahan secara bebas untuk pertambangan maupun perkebunan sawit.
“Untuk penanggulangan resiko di musim kemarau ini, tidak mungkin. Seharusnya sudah sejak jauh hari, terutama terkait pembukaan lahan baru yang harus diminimalisir,” tuturnya.
Toto juga mengatakan, salah satu yang dapat di lakukan pemerintah daerah kabupaten untuk menanggulangi kemarau. Mencegah pembukaan lahan, dengan mengadakan sosialisasi ke masyarakat, namun juga harus ada dukungan dari masyarakat.
“Penanggulangan resiko kemarau harusnya sudah. Dengan gencar memberikan sosialisasi untuk mencegah pembukaan lahan baru,” ungkapnya.
“Dan untuk tahun ini harapannya bisa menjadi pembelajaran, agar kedepannya Pemda bisa lebih selektif dan gencar memberikan arahan kepada masyarakat,” lanjutnya.
Dan Toto menyatakan, sembari menunggu musim kemarau usai. Pihaknya berencana untuk membagikan bibit tanaman yang tidak terlalu membutuhkan air banyak, sehingga puso yang dialami petani bisa tertutupi. (rol)