Bagus Purwa
Penajam, helloborneo.com – Perusahaan listrik asal Indonesia, Jerman, Singapura, dan Australia yang tergabung dalam Gas Power Consorsium berencana membangun pembangkit listrik tenaga gas berkapasitas 250 megawatt di Kawasan Industri Buluminung Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Wahdiat Al Ghazali selaku penghubung investor dengan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, saat ditemui helloborneo.com di Penajam, Selasa, mengatakan, pemerintah daerah telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Gas Power Consorsium untuk proyek pembangkit yang diperkirakan menelan investasi sekitar 600 juta dolar AS itu.
“Konsorsium empat negara itu serius membangun PLTG (pembangkit listrik tenaga gas) di Kawasan Industri Buluminung di Kecamatan Penajam,” ujarnya.
Menurut Wahdiat Al Ghazali, Gas Power Consorsium atau GPC selaku investor telah melakukan pengecekan lokasi di wilayah Penajam Paser Utara untuk pembangunan PLTG tersebut.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara juga sudah memberikan izin prinsip untuk pembangunan PLTG di atas lahan seluas 100 hektare.
“Mesin PLTG yang akan digunakan merupakan kualitas terbaik yang langsung didatangkan dari Jerman dan lahan yang dibutuhkan sekitar 100 hektare,” jelas Wahdiat Al Ghazali.
Ia menambahkan, apabila seluruh persyaratan administarsi cepat rampung, proyek pembangunan PLTG akan dimulai pada tahun ini juga dengan estimasi waktu pengerjaan selama dua tahun.
“Biaya pembangunan PLTG dengan kapasitas 250 MW itu diperkirakan sekitar 600 juta dolar Amerika Serikat,” kata Wahdiat Al Ghazali.
Ia menjelaskan, pemilik modal berminat membangun PLTG di wilayah Penajam Paser Utara, karena daerah ini merupakan salah satu penghasil minyak dan gas, sekaligus sebagai implementasi program pengadaan listrik baru yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
“Penajam Paser Utara kaya dengan gas, kenapa tidak dimanfaatkan untuk listrik. Daerah kaya sumber energi, tapi masih mengalami krisis listrik,” ucap Wahdiat Al Ghazali.
Kalimantan Timur merupakan salah satu penyangga energi nasional dan juga penyumbang devisa negara terbesar dari sektor minyak dan gas dengan kontribusi sekitar 37 persen. (Adv-KominfoPPU/bp/*ara)