AH Ari B
Penajam, helloborneo.com – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, berencana mengajukan bantuan dana sebesar Rp100 miliar kepada pemerintah pusat untuk melanjutkan dan menyelesaikan pembangunan Bendungan Lawe-lawe yang terhenti karena turunnya kemampuan APBD.
“Progres pembangunan Bendungan Lawe-lawe sekarang ini baru mencapai sekitar 72 persen,” ungkap Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Penajam Paser Utara Supardi, ketika dihubungi helloborneo.com di Penajam, Sabtu.
Pembangunan Bendungan Lawe-lawe di Kecamatan Penajam yang mulai dilaksanakan pada 2014 terhenti sementara karena APBD mengalami defisit dan kesulitan mencari pembiayaannya.
Supardi menjelaskan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara masih membutuhkan dana lebih kurang Rp100 miliar untuk menyelesaikan pembangunan Bendungan Lawe-lawe tersebut.
“Kami berencana mengajukan bantuan dana kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menyelesaikan pembangunan bendungan itu,” katanya.
Bendungan Lawe-lawe, menurut Supardi, berperan penting untuk mendukung peningkatan pasokan air baku dan produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara.
Pembangunan Bendungan Lawe-lawe di belakang lokasi WTP (water treatment plant) atau unit pengolahan air PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara itu di atas lahan seluas 200 hektare.
“Bendungan Lawe-lawe itu memiliki kapasitas 6,5 juta meter kubik untuk memasok kebutuhan air baku PDAM Kabupaten Penajam Paser Utara,” jelas Supardi.
Ia menimpali lagi, bendungan Lawe-lawe akan menjadi solusi penyelesaian masalah krisis air bersih di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Bendungan Lawe-lawe diperkirakan mampu meningkatkan produksi air bersih hingga 600 liter per detik yang akan mampu memenuhi kebutuhan air bersih seluruh penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara.
Proyek pembangunan Bendung Lawe-Lawe di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut dibiayai dengan skema anggaran tahun jamak sekisar Rp600 miliar. (bp/ara)