Bagus Purwa
Balikpapan, helloborneo.com – Russian Railways dengan anak perusahaannya PT Kereta Api Borneo berencana membangun total 575 km rel kereta api, melewati 4 kabupaten di Kalimantan Timur.
Presiden Direktur PT Kereta Api Borneo Sergey Kuznetsov di Balikpapan melalui keterangan pers Humas Pemprov Kaltim yang diterima helloborneo.com, Senin, mengatakan, pembangunan rel kereta api tersebut memakan total investasi tidak kurang dari 2 miliar dolar AS.
“Akan ada dua jalur rel, pertama Jalur Utara sepanjang 305 kilometer dan kedua Jalur Selatan sepanjang 270 kilometer,” katanya.
Jalur utara akan menghubungkan Tabang di Kutai Kartanegara, jauh di pedalaman, dengan Maloy di Kutai Timur di pesisir. Jalur selatan dimulai dari Melak di Kutai Barat dan berakhir di Buluminung, Penajam Paser Utara. Diperhitungkan seluruhnya akan selesai pada 2022.
Buluminung ada di pantai selatan Teluk Balikpapan, Maloy 600 kilometer timur laut Kota Minyak.
“Saat ini kami sudah menyelesaikan sejumlah studi, seperti geofisika dan hidrologi, tidak kurang kami juga mengambil dan menguji 2000 sampel tanah sepanjang jalur,” jelas Kepala Pengembangan Bisnis dan Konstruksi Vladimir Volkov.
Kedua jalur rel ini akan digunakan untuk angkutan barang yakni, sumber daya alam seperti batubara dan minyak sawit mentah (crude palm oil, CPO). Baru lebih kurang 5 tahun setelah tahun 2022 kereta api tersebut juga mengangkut orang.
“Sebab untuk mengangkut orang perlu perizinan yang lebih kompleks dan kerjasama yang komprehensif dengan PT Kereta Api Indonesia,” ujar Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak.
Sebagai ujung rel di pesisir, di Maloy maupun Buluminung akan dibangun pelabuhan. Sebelumnya keduanya di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kalimantan Timur dicanangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri.
“Akan ada dermaga, “stockpile” batubara, fasilitas pemindah angkutan seperti ban berjalan, “crane”, baik di Maloy maupun di Buluminung, dengan kapasitas awal 5 juta ton per tahun.” Ucap Gubernur.
Di sepanjang kedua jalur yang direncanakan memang berlokasi di sejumlah tambang dari perusahaan-perusahaan tambang batubara besar.
Di Jalur Selatan, di Kutai Barat, 2 jam bermobil dari Melak ke tenggara ada tambang batubara yang dikelola PT Gunung Bayan Pratama, perusahaan milik Dato Low Tuck Kwong, konglomerat asal Malaysia.
Sementara di Jalur Utara ada tambang-tambang yang dikelola PT Kitadin hingga yang terkenal Kaltim Prima Coal (KPC) yang mengelola tambang batubara “open pit” terbesar di dunia. Sejumlah perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan besar juga bakal dilintasi rel kereta tersebut.
“Kami mempersilakan PT Kereta Api Borneo berbicara B to B (business to business) dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Kami pemerintah memfasilitasi sebaik-baiknya,” tambah Awang Faroek Ishak.
Investor Rusia sendiri sesungguhnya tidak asing dengan Kalimantan Timur. Di masa Presiden Soekarno berkuasa mereka mengerjakan sejumlah proyek. Yang terkenal hingga hari ini adalah proyek jalan Balikpapan-Samarinda sepanjang 110 kilometer.
Jalan itu, oleh para tetua, termasuk para ekspatriat senior yang menetap di Balikpapan, masih disebut “Russian Road”, jalan yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Soekarno-Hatta. (bp/ds)