Bupati Berharap Dukungan Pendanaan Bangun Jembatan Penajam-Balikpapan

Ari. B

Bupati Penajam Paser Utara Yusran Aspar

Penajam, helloborneo.com – Bupati Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Yusran Aspar berharap dukungan pendanaan dari pemerintah pusat untuk pembangunan jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan dari titik Nipah-Nipah, Penajam Paser Utara, menuju Melawai, Balikpapan.
“Saya berharap pembangunan jembatan tol penghubung antara Kabupaten Penajam Paser Utara-Kota Balikpapan itu mendapat bantuan dana dari pemerintah pusat,” kata Yusran Aspar ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Jumat.
Bantuan dana pembangunan dari pemerintah pusat tersebut menurut bupati, bisa mengurangi pengeluaran pembiayaan pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara juga berharap bantuan keuangan dari pemerintah pusat sebagai subsidi tarif penyeberangan.
“Dengan adanya subsidi itu, nantinya tarif penyeberangan melalui jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan dapat lebih murah,” ucap Yusran Aspar.
Bupati menjelaskan berdasarkan hasil kajian LHR (lalu lintas harian rata-rata) Institut Teknologi Bandung atau ITB, diperkirakan tarif mencapai lebih kurang Rp400 ribu per kendaraan.
Sementara untuk tahap perijinan pembangunan jembatan tol penghubung sepanjang 6,1 kilometer dengan lebar 33 meter tersebut masih menunggu proses DED (detail engineering design) rampung.
“Salah satu anak perusahaan PT Pertamina masih belum memberikan ijin lahannya dilalui jembatan, jadi proses DED belum selesai,” jelas Yusran Aspar.
Selain itu, pembangunan jembatan tol penghubung di atas Teluk Balikpapan tersebut juga masih menunggu izin pemanfaatan ruang dari Gubernur Kalimantan Timur.
Sedangkan kajian analisa mengenai dampak lingkungan atau amdal dari proyek pembangunan jembatan tol penghubung dengan tinggi ruang bebas setinggi 50 meter dari permukaan air laut tertinggi itu sudah selesai.
Untuk pembiayaan pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan tambah Yusran Aspar, meningkat dari perhitungan sebelumnya Rp5,6 triliun menjadi Rp9,3 triliun diakibatkan harga material mengalami kenaiakan,serta adanya perubahan desain jembatan. (adv-HumasPPU/bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.