Ratusan Warga Penajam Terdampak Bocornya Pipa Minyak

Ari B

Kepala Sub Bidang Logistik dan Perlengkapan BPBD PPU, Nurlaila.

Penajam, helloborneo.com – Sekitar 885 warga di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur terdampak kebocoran pipa penyalur minyak mentah milik PT Pertamina (Persero) di Kelurahan Nenang, Kamis (5/4).

“Korban terdampak kebocoran pipa penyalur minyak mentah itu bertambah,” kata Kepala Sub Bidang Logistik dan Perlengkapan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nurlaila, ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Minggu.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara hingga Minggu (8/4) mencatat sebanyak 885 jiwa dari 239 kepala keluarga di tiga RT Kelurahan Nenang tercemar limbah minyak berupa bau yang menyengat akibat kebocoran pipa penyalur minyak mentah itu.

Belasan warga di Kelurahan Nenang mengalami mual, pusing dan muntah-muntah, dua warga di antaranya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Aji Putri Botung Kabupaten Penajam Paser Utara karena mengalami gangguan pernafasan.

Menurut Nurlaila, kebocoran pipa penyalur minyak mentah tersebut baru diketahui pada Sabtu (7/4) sore di wilayah RT 04 Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam.

Bau menyengat yang ditimbulkan dari kebocoran pipa penyalur minyak mentah itu telah menyebar ke wilayah RT 06, 07 dan RT 08 Kelurahan Nenang.

Sekretaris Kabupaten Penajam Paser Utara Tohar sempat merasa kesal dengan lambannya Pertamina melakukan penanganan terhadap kebocoran pipa penyalur minyak mentah di kawasan RT 04 Kelurahan Nenang tersebut.

Dia tidak menginginkan warga terlalu lama terkena dampak, serta pencemaran dari kebocoran pipa penyalur minyak mentah itu berdampak lebih luas.

“Kami mengingkan adanya langkah konkrit dari Pertamina, sudah jelas kebocoran yang terjadi itu pipa milik Pertamina,” katanya

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara meminta Pertamina menurunkan alat berat untuk mempercepat penggalian agar kebocoran pipa penyalur minyak mentah cepat tertangani sehingga dampaknya tidak semakin meluas.

Dengan lambannya penanganan kebocaran pipa penyalur minyak mentah tersebut juga berdampak pada tambak dan belat milik masyarakat, serta 10.000 bibit tanaman bakau ikut tercemar minyak mentah akibat kebocoran pipa penyalur minyak mentah milik Pertamina. (bp/hb)

 




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.