Arung Jeram dan Potensi Besar Dunia Pariwisata Mahulu

Foto Istimewa.

Mahakam Ulu, helloborneo.com – Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Mahulu dan Komunitas Giham yang terbentuk pada tahun 2015 lalu kini menjadi penyuplai atlet-atlet cabang olahraga arung jeram bagi FAJI Mahakam Ulu juga Kalimantan Timur.

Meski lahir baru lima tahun lalu, FAJI Mahulu tidak bisa dianggap sebelah mata. Beragam prestasi telah ditorehkan. Mulai dari level lokal Kaltim, hingga internasional. Di level Kaltim, FAJI Mahulu berprestasi saat Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2018 di Kutai Timur dengan menggondol satu medali emas.

Dalam kejuaraan nasional mewakili Kaltim, predikat pertama diraih. Seperti pada kejuaraan nasional 2017 di Sungai Pekalen, Probolinggo, Jawa Timur, tim FAJI Mahulu menggapai juara umum nasional. Mereka berhak mewakili Indonesia di ajang World Rafting Championship di Argentina pada 2019.

Sayangnya, keberangkatan ke kejuaraan prestisius itu gagal terwujud. Tim terkendala ketersediaan dana untuk berangkat ke Negeri Tango. Sementara itu, pada World Cup Rafting di Sungai Siloke 2019, tim FAJI Mahulu masih bisa unjuk gigi dengan merebut satu perak.

“Pada awal-awal belajar, kami belum punya perahu (karet). Kami belajar di atas rakit hanya untuk belajar mendayung,” ungkap Yuliana Kavang, seorang atlet FAJI Mahulu, Selasa (13/10/2020)
“Bakat alam,” begitu jawab Liah Belawing pelatih FAJI Mahulu, kala disinggung kunci sukses anak didiknya.

Liah menambahkan dirinya hanya perlu sedikit saja membekali atlet-atlet dalam hal teknik dasar. Mereka sangat mudah berimprovisasi, seperti pembacaan arus (sungai), mereka sudah punya kemampuan alami.

“Kesulitan kami tentu saja akses menuju start point. Untuk mencapai lokasi, perlu biaya besar karena belum semuanya bisa diakses dengan jalur darat. Di Sungai Kacu ini, kami harus membawa perahu karet dan perlengkapan dengan ketinting (perahu kayu bermesin tempel),” terang Liah, Alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mulawarman, Samarinda.

FAJI Mahulu beruntung bisa mendapat dukungan penuh dari ketua umum FAJI Mahulu, Novita Bulan. Perempuan yang lahir di Tiong Ohang, Long Apari itu, saat ini duduk sebagai Ketua DPRD Mahulu. Ia mengatakan, anak-anak muda Mahulu yang tergabung dalam Giham sangat serius ketika membangun organisasi.

“Mereka juga begitu serius meminta saya menjadi ketua umum. Saya dengan tangan terbuka menyambut kepercayaan itu. Sejauh ini, Giham dan FAJI telah mampu membayar kepercayaan saya untuk ikut mengupayakan bantuan pendanaan dari Pemkab Mahulu. Itu yang mungkin saya bisa lakukan sejauh ini,” lanjut Novita.

Potensi besar dunia pariwisata di Mahulu juga sudah disadari Bonifasius Belawan Geh. Bupati Mahulu periode 2016-2021 ini menganggap kabupaten memerlukan ikon yang bisa mewakili daerah di level nasional bahkan internasional. Bupati sadar bahwa membangun pariwisata tidak semudah yang dibayangkan. Infrastruktur pendukung juga harus disiapkan.

“Saat ini, konsentrasi kami masih dalam hal infrastruktur dasar masyarakat. Jalan darat di Mahulu belum semuanya bisa mengakses dan menyambungkan semua kampung. Pariwisata sangat perlu kesiapan akses transportasi. Bagaimana mungkin kami bisa melayani wisatawan dengan baik kalau transportasi belum tersedia,” begitu kata Bonifasius Belawan Geh. (/sop/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.