
Oleh : Erwin Timbang
Kepala Departemen Advokasi Keluarga Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Paser (KPMKP)
Tana Paser, helloborneo.com – Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang perkembangan daerah, akan tetapi ketika melirik ke belakang, kita memiliki sedikit evaluasi bagi pemerintah saat ini yang tidak fokus terhadap pendidikan. Dalam waktu belakangan ini, dukungan pemerintah dalam hal beasiswa pendidikan bagi putra-putri daerah sangat pilu dirasakan. Sehingga penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) bisa di katakan sangat kurang.
Maka hal ini menjadi salah satu acuan bahwa kita semua sangat mengharapkan adanya perhatian lebih bagi seluruh putra-putri daerah dalam sektor pendidikan. Di tambah lagi saat ini Kalimantan Timur (Kaltim) mendapatkan bonus demografi sebagai Ibu Kota Negara (IKN), yang di mana ini menjadi moment agar SDM Kabupaten Paser dapat berkontribusi lebih dalam pembangunan negara ke depan, bukan hanya sebatas penonton yang tidak memilik peran apapun.
Saat ini masih banyak putra daerah di Paser hanya menjadi penonton dan tidak memiliki posisi strategis dalam segala sektor, khususnya dalam dunia pertambangan yang lebih dominan oleh masyarakat luar daerah. Hal ini seharusnya menjadi refleksi bagi pemerintah daerah, yang harus menguatkan kapasitas SDM daerah, agar dapat bersaing dengan masyarakat luar.
Kami mahasiswa akan siap menjadi mitra kritis bagi pemimpin yang selalu membuka ruang dialog dan berdiskusi tentang perkembangan SDM kedepan. Akan tetapi kami akan siap kembali menjadi orang terdepan dalam memperjuangkan hak rakyat ketika tidak adanya ruang bagi mahasiswa untuk berekspresi.
Melalui momen Pilkada saya juga ingin mengajak masyarakat Paser untuk turut serta memeriahkan Pesta Demokrasi dan tidak mudah terprovokasi dengan informasi menyesatkan. Jangan mau terpecah belah hanya karena mendukung salah satu pasangan calon.
Hal yang terpenting adalah bagaimana menjadikan pesta demokrasi tersebut sebagai ajang menentukan nahkoda baru yang benar-benar mampu dan bertanggungjawab untuk memajukan daerah yang kita cintai selama beberapa tahun kedepan. Kemudian masyarakat harus tetap melihat cermat visi dan misi setiap paslon, sehingga kita dapat memilih pemimpin yang memiliki tujuan mulia, bukan karena money politic yang dilancarkan.
Pilkada merupakan pesta demokrasi yang begitu bergengsi. Akan tetapi yang menjadi momok dalam pesta demokrasi di bangsa ini ialah janji manis yang hanya terucap di awal. Hal seperti ini sering terjadi di setiap pemilihan kepala daerah dan hal seperti ini juga yang menjadikan masyarakat kurang bergairah dalam memeriahkan pesta demokrasi di setiap daerahnya.
Lalu, bagaimana rakyat milih pemimpinnya? Tentu tak ada prasyarat mutlak yang di pegang rakyat, sebab baginya siapa saja silahkan jadi pemimpin, yang penting sosok yang benar-benar mau memperjuangkan nasibnya. Kendati Pilkada tetap di laksanakan pada 9 Desember mendatang yang terkesan sangat dipaksakan, tentu semua nya tetap memiliki harapan baru, bentuk harapan yang di inginkan dari sebuah pesta demokrasi ini bukan hanya pemimpin yang memiliki pengalaman dan suara terbanyak saja, akan tetapi berharap pemimpin akan datang selalu mengedepankan kepentingan rakyat, bukan hanya kepentingan kelompok, partai, investor dan kepentingan pribadi yang tak bisa di hindari. (/sop/hb)