Tun MZ
Balikpapan, helloborneo.com – Satuan Kerja Khusus Pelaksanan Kegiatan Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi Perwakilan Kalimantan Dan Sulawesi (SKK MIGAS KALSUL) menggelar webinar Edukasi Media 2021 dengan tema Strategi Media Dalam Menghadapi Pandemi Dan Pengaruh Digitalisasi Media 4.0, Selasa.
Ketua Dewan Redaksi Media Group, Abdul Kohar dalam materinya menjelaskan, saat ini media arus utama menghadapi tantangan digitalisasi, dimana peran media kini mulai diambil media sosial. Sehingga media arus utama perlu untuk berinovasi menyesuaikan kondisi perkembangan digital.
Salah satunya dengan kolaborasi cek fakta, perusahaan media dinilai lebih penting untuk melakukan kolaborasi ketimbang bersaing antar media. Karena kondisi setiap media arus utama berada di titik yang sama untuk bersama-sama menghadapi tantangan.
Apalagi peran media arus utama bermuara pada kepentingan masyarakat, sehingga harus menjadi pemandu arah informasi yang beredar. Mengingat media sosial saat ini, meski mengambil cuplikan atau kutipan dari media utama, namun tidak menjadi jaminan sesuai dengan prinsip jurnalistik.
“Prinsip utama media arus utama yaitu jujur, setia kepada publik, disiplin verifikasi, cerdas menentukan perspektif, berjarak dengan politik praktis dan menjaga code of conduct,” ujarnya dalam keterangan pers tertulis yang diterima helloborneo.com.
Di era digitalisasi media harus punya titik keseimbangan. Pers harus tetap hidup, manajemen sehat dan profesional, memperlebar ruang kreativitas, menjadi rujukan/refrensi, menjaga akal sehat, ruang luas bagi ‘pertarungan’ intelektual,” tambah Abdul Kohar.
Meski memiliki dampak yang positif, tak dipungkiri terdapat dampak negatif dari kondisi digitalisasi saat ini. Dimana informasi “hoax” ada dimana-mana dan menjadi musuh bersama.
“Hoax” diakui Abdul Kohar, muncul luar biasa saat pandemi, beberapa lembaga akademis berhasil memetakan 7 jenis hoax diantaranya satire/parodi, konten menyesatkan, konten tiruan, konten palsu, false connection, false context, dan konten manipulasi.
“Strategi setiap media tentu berbeda dengan beragam inovasi, namun beberapa yang dilakukan secara umum yakni mengembangkan platform, koran digital, kolaborasi radio, televisi dan sebagainya. Sehingga media arus utama memiliki ciri khas dari medianya namun tetap berkembang ke ranah digital,” ucapnya.
“Hal terpenting adalah media harus menjadi corong aktif yang menggaungkan normalita baru berdampingan dengan COVID-19, untuk melawan pemberitaan dari media sosial yang tidak mendalam,” kata dia.
Praktisi Migas, Elan Biantoro juga mengakui era digitalisasi tidak hanya mempengaruhi gaya bermitra dengan media. Di industri hulu migas juga harus beradaptasi dengan digitalisasi, seperti bisnis program yang biasanya offline, kini dapat dilakukan secara online, sehingga inustri ini pun juga dituntut beralih ke digital.
“Pandemi ini cukup berpengaruh terhadap kegiatan hulumigas, baik itu dari proses bisnis yang terganggu, kendala transportasi pergerakan personel, bahkan memaksa semua untuk mencari mekanisme baru tanpa menurunkan KPI, dan hal ini tidak mudah,” jelasnya.
Komunikasi secara online menjadi suatu yang harus dimanfaatkan secara maksimal, agar semua proses pekerjaan dan kinerja tidak terpengaruh oleh pandemi COVID-19. Elan juga tidak menampik bahwa digitalisasi saat ini dapat membantu kinerja perusahaan selama dalam proporsi yang seimbang dalam menghadapi keterbukaan digitalisasi.
Dalam webinar tersebut juga hadir Psskiloh, Nurchayati. Dirinya menyampaikan pandemic dan perkembangan digitalisasi adalah dua hal yang tak terbendung yang datang dalam kehidupan manusia. Membawa beragam efek bagi perkembangan di segala lini, positif-negatif.
Sebagai pribadi dan pekerja yang bisa dilakukan adalah sadari bahwa hal tersebut, diri kita disebut perlu memiliki kecakapan dan sikap-sikap yang cerdas dalam menghadapinya agar adaptif, produktif serta memiliki mental yang sehat.
“Inspirasi dari dalam diri untuk percaya bahwa hidup tidak selamanya mudah, namun dengan upaya baru maka hidup akan lebih baik. Optimis juga harus realistik, sadar akan potensi, peluang, dan kemampuan yang dimiliki,” ujarnya. (bp/tan)