Anggaran Untuk Empat Cagar Budaya Di Berau Tahun Ini Naik

Nita R

Tanjung Redep, helloborneo.com – Empat cagar budaya di Bumi Batiwakkal tahun ini mendapat gelontoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 735 juta.

Empat cagar budaya tersebut yakni Museum Batiwakkal yang berada di Gunung Tabur, rumah putri Kesultanan Gunung Tabur, Keraton Sambaliung dan juga Museum Siraja di Teluk Bayur.

Menurut Kepala Seksi Permusiuman dan Pengelolaan Cagar Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Arbayah, anggaran ini naik dari tahun sebelum yang hanya Rp 100 juta.

“Iya memang ada kenaikan, karena ini untuk memajukan cagar budaya Berau juga, sesuai nawa cipta bupati Berau,” tuturnya, Kamis (13/1).

Ia mengatakan, jumlah anggaran akan disesuaikan dengan kebutuhan di masing-masing cagar budaya. Secara umum akan dipergunakan untuk perawatan.

“Kalau pemugaran total tidak bisa. Karena itu akan merubah bentuknya,” ujar Arbayah.

Dengan gelontoran anggaran tersebut, diharapkan cagar budaya tetap mampu menarik wisatawan ke Berau. Memang selama pandemi, jumlah kunjungan wisatawan ke museum diakui menurun.

“Kita kembali geliatkan wisatawan datang ke Berau sini,” lanjutnya.

Ke depannya, Disbudpar melakukan berbagai revisi guna terus mengenalkan kebudayaan Berau yang tersimpan rapi di museum maupun keraton.

“Jadi tujuannya itu, wisatawan sebelum atau sesudah dari berlibur ke pulau, bisa satu dua hari untuk bersantai di Tanjung Redeb. Kita akan arahkan mereka ke museum ataupun keraton. Akan dikenalkan sejarah Berau,” ucapnya.

Arbayah melanjutkan, Berau sendiri masih sedikit yang tahu mengenai sejarah panjangnya, mulai dari kerajaan Berau, hingga menjadi dua kesultanan yakni Gunung Tabur dan Sambaliung, sejarah Teluk Bayur. Hal ini tentu menarik untuk dipaparkan kepada setiap wisatawan yang datang.

“Masih banyak benda-benda kuno yang dipakai oleh para sultan dulunya tersimpan rapi. Bukti foto-foto para pemimpin dulunya, masih ada semua,” katanya.

Museum Batiwakkal dibangun pada tahun 1990 dan dibuka untuk umum pada tahun 1992. Museum ini juga merupakan renovasi ulang dari bentuk asli Keraton Gunung Tabur.

Sedangkan untuk Keraton Sambaliung, didirikan pada 1930. Untuk Museum Siraja terletak di Jalan Kampung Cina, Gang Lima yang diresmikan pada 17 Juni 2015.

“Banyak bukti sejarah yang bisa dipelajari pada ketiga tempat ini. Termasuk rumah putri Kesultanan Gunung Tabur,” tutupnya. (yor)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.