ES Yulianto

Penajam, helloborneo.com – Kelangkaan minyak goreng masih terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara, namun hsil pantauan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan, (Kukmperindag) setempat belum ditemukan penimbunan komoditas itu.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Kukmperindag Kabupaten Penajam Paser Utara, Bustam saat ditemui helloborneo.com di Penajam, Jumat mengatakan, pemantauan sudah dilakukan satu pekan terakhir, dan beberapa penyedia minyak goreng diberikan arahan untuk tidak melakukan penimbunan.
“Pantauan dilaksanakan beberapa hari lalu diingatkan tidak ada penimbunan di gudang-gudang sudah dikawal juga dengan dinas terkait,” ujarnya.
Dari hasil pemantauan secara diam-diam oleh petugas, dinyatakan dua kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara yakni Kecamatan Penajam dan Kecamatan Babulu tidak ditemukan penimbunan minyak goreng.
“Tidak ada penimbunan di Kecamatan Penajam dan Kecamatan Babulu juga tidak ada penimbunan minyak goreng,” ucapnya.
Kendati kelangkaan terus terjadi jelas dia, minyak goreng yang langka hanya bersubsidi sedangkan non subsidi masih tersedia dengan harga lebih mahal.
“Bimoli tidak bersubsidi. Kondisi di Kecamatan Babulu Rp16.000 per setengah liter karena tidak ada yang subsidi” kata Bustam
Sebagai upaya mengentaskan kelangkaan pihaknya telah bersurat kepada Bulog untuk diadakan operasi pasar. Namun, masih menunggu jawaban dari Bulog yang siap untuk bekerja sama melakukan operasi pasar.
“Bulog sudah siap untuk operasi pasar minyak goreng, sudah siap tinggal mengatur jadwalnnya,” ungkapnya. (bp)