TB Sihombing

Paser, helloborneo.com – Lilitan utang Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Prima Jaya Taka tak kunjung tuntas diselesaikan, meski kedudukan Saiful Bahri sebagai pucuk pimpinan tertinggi di salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Paser itu segera berakhir.
Jabatan Saiful sebagai direktur, dipastikan berakhir pada Rabu (20/11) mendatang. Berakhirnya jabatan itu sesuai Keputusan Bupati Paser nomor: 539/KEP-588/2018, yang dilantik oleh Yusriansyah Syarkawi pada 2018 lalu.
Hingga kini, utang Perumda Prima Jaya Taka masih berkisar Rp 16 miliar. Nilai itu konsisten sejak awal 2022 lalu. Meski susut dari warisan lalu senilai Rp 19 miliar, namun tanggungjawab jelang jabatan berakhir, bakal jadi resiko bagi pejabat selanjutnya.
“Saat ini utang kami sisa Rp16 miliar dari yang sebelumnya Rp19 miliar,” ujar Direktur Perumda Prima Jaya Taka, Saiful Bahri Kamis (18/8).
Saiful menjelaskan, warisan utang itu di antaranya pinjaman kepada BPD Kaltimtara senilai Rp 1,7 miliar, usaha Pembibitan Sawit Rp 1,9 miliar, Gaji Karyawan Rp 4 Miliar, dan Pajak senilai Rp 6,5 Miliar. Selain itu ada pula utang terhadap investor berupa pinjaman yang belum dilunasi.
Ia mengaku bukan hal yang mudah untuk membenahi kondisi yang dinilai buruk di masa lampau itu. Sehingga hal tersebut dianggap sebagai resiko kerja setelah mendapat amanah untuk membenahi kondisi perusahaan plat merah tersebut.
“Jadi bukan hal yang mudah untuk membenahinya. Termasuk meyakinkan kembali investor untuk bekerjasama kembali sehingga utang mulai menurun,” jelas Saiful.
Padahal baginya, perlu waktu lebih bagi Perumda Prima Jaya Taka agar dapat terbenahi. Adapun upaya itu dilakukan lewat pertimbangan Dewan Pengawas (Dewas) yang merekomendasikan perpanjangan masa jabatan berdasarkan capaian kinerja.
Namun rekomendasi itu ditindaklanjuti Bupati Paser, Fahmi Fadli sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM) dengan membuka seleksi calon direktur baru. Pertimbangan itu guna memberikan perubahan yang lebih baik dalam mengembangkan perusahaan plat merah tersebut.
“Itu sudah ditanggapi. Saya tidak ada ambisi, tapi memang tidak ada lampu hijau. Padahal kalau memang diamanahkan, ya saya kerjakan,” imbuhnya.
Namun begitu ia memberi catatan bagi penerusnya. Salah satunya menjaga kepercayaan investor. Disisi lain, menurutnya perlu meyakinkan Pemkab Paser guna mendukung kinerja Perumda Prima Jaya Taka dalam pengembangan kedepannya.
“Jadi tantangan bagi direktur selanjutnya. Karena sulit meyakinkan investor untuk mau bekerjasama,” pungkasnya. (log)