Kepala Disdikpora PPU Akui Sudah Jalankan Program Rasa Nasionalisme Sejak 2020

ES Yulianto

Wujud menumbuhkan Nationalisme di Kabupaten PPU. (Ist)
Wujud menumbuhkan Nationalisme di Kabupaten PPU. (Ist)

Penajam, helloborneo.com – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengaku telah berupaya menumbuhkan rasa Nasionalisme sejak tahun 2020 lalu.

Kepala Disdikpora Kabupaten PPU, Alimuddin pemahaman nasionalisme telah dilakukan oleh pemerintah melalui kurikulum merdeka belajar. Pemahaman rasa Nasionalisme dianggap telah tertuang dalam kurikulum tersebut yang berbasis 6 dimensi.

“Perlu kita pahami bahwa pemerintah itu masuk dalam program merdeka belajar, jadi terkait pemahaman nilai kebangsaan, perjuangan, cinta tanah air ada dalam situ karena apa, tujuan pendidikan kita adalah mencetak profil pelajar Pancasila yang memiliki 6 dimensi, yakni kebhinekaan global, kemandirian, bernalar kritis, bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa dan seterusnya itu,” kata Alimuddin, Kamis (20/10).

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten PPU, Alimuddin. (Ist)
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten PPU, Alimuddin. (Ist)

Tidak hanya berupaya melakukan dalam penghapalan kepada siswa, tetapi juga berupaya bisa sampai pada perilaku siswa itu sendiri di lingkungan masyarakat dan sekolah.

“Implementasinya adalah kita tidak sekedar menghapal tetapi harus masuk ke dalam jiwanya siswa atau pengamalan, kedalam kepribadian siswa. Oleh karenanya kebijakan kita adalah setiap guru masuk ke kelas itu wajib menyampaikan butir butir Pancasila kepada peserta didik. Itu dalam bentuk penyampaian ya,” ucapnya.

Selain kegiatan yang selaras dengan kurikulum merdeka, Alimuddin menuturkan ada kegiatan lainnya. Bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian untuk masuk ke sekolah memberikan pemahaman tersebut.

“Kegiatan lain kami juga sudah berkoordinasi dengan kodim melalui pak Dandim sesuai bidang masing-masing kami meminta anggota TNI/Polri masuk ke sekolah bagiamana dia menanamkan nilai-nilai perjuangan, kebangsaan dan cinta tanah air sudah kita lakukan, sudah berjalan. Bahkan sudah dari tahun 2020 atau sebelum kurikulum merdeka belajar sudah kita lakukan,” imbuhnya.

Upaya Alimuddin dalam dunia pendidikan tak hanya didalam sekolah. Diluar sekolah pun turut dilakukan dalam kegiatan baris-berbaris. Dimana saat baris-berbaris siswa bisa menjadi lebih berintegritas, loyalitas, rasa tenggang rasa dan tanggung jawa.

“Kebanyakan dilakukan diluar sekolah, misalkan lomba baris-berbaris, jangan dilihat hanya lomba tapi bagaimana anak-anak belajar memiliki integritas , loyalitas kepada yang memimpin dia, bagaimana anak-anak bisa menghargai orang yang memerintah, kemudian bagaimana dia bisa taat dengan perintah. Kemudian diberikan tanggung jawab peduli terhadap temannya misalnya lencang depan kemudian dapat teguran dari temannya untuk meluruskan. Hal-hal semacam itu kita membangun komunikasi antar personal sehingga dia memiliki silaturahmi kekerabatan sesama temannya,” ujarnya.

Adapun menanggapi masukan dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten PPU, Syarifuddin HR soal alokasi anggaran untuk menumbuhkan rasa Nasionalisme, Alimuddin mengaku beberapa kali kegiatan serupa lebih mengedepankan kerjasama bukan anggaran.

“Kita pemerintah coba menghindari yang selalu berorientasi kepada penganggaran, harusnya lebih hebat kalau bisa dilakukan tanpa harus menganggarkan secara khusus sementara semua bisa berjalan tanpa ada anggarannya. Saya coba merubah pola pikir seperti itu,” tegasnya.

Namun bila kinerja dalam hal tersebut dianggap kurang, maka Alimuddin akan lebih giat melaksanakan dan peran lembaga eksekutif pun turun melihat dan mendukung.

“Dan kalau memang kita harus galakan, kita akan tambah galakan. Artinya yang meminta kita galakkan ayo turun liat apa kekurangan kami tolong di dukung. Banyak orang minta tapi tidak pernah lihat dibawah sudah sejauh mana,” pungkasnya. (log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses