Samarinda, helloborneo.com – Kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menciptakan banyak peluang besar. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU) mengubah strategi usaha peternakan berbasis bisnis dari yang semula konvensional. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan PPU, Arief Murdyatno.
“Dalam perubahan ini kami mengusung konsep Revitalisasi Usaha dengan Integrasi dan Konsolidasi (Rusa Ikon) bagi pelaku usaha peternakan di PPU,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan PPU Arief Murdyatno.
Arief meyakini melalui konsep ini peternakan dan produk hilirnya makin kuat dan berproduktivitas tinggi sehingga ke depan mampu mencukupi kebutuhan pangan bagi warga IKN dan sekitarnya.
Adapun peluang besar tersebut berupa kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan menggantikan Jakarta yang sekarang masih sebagai ibu kota negara. Menangkap peluang besar tersebut, Distan PPU tidak ingin usaha peternakan dikelola biasa-biasa saja untuk menyambut sekitar 1,7 juta orang yang akan menghuni IKN.
Arief pun menjelaskan konsep Rusa Ikon ini memadukan beberapa unit usaha dalam kelompok yang saling bekerja sama, membentuk integrasi dan jaringan dalam usaha, mulai dari lokasi peternakan hingga industri hilir sehingga, dapat menurunkan biaya produksi, meningkatkan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan peternak.
Dirinya menyebutkan terdapat sejumlah unit usaha yang telah diintegrasikan, seperti Kelompok Tani (Poktan) Jeruk di Desa Sukaraja dan Poktan Sri Rezeki di Desa Argomulyo, Kecamatan Sepaku, yakni usaha Sapi potong yang meliputi pembibitan, penggemukan, perdagangan, dan pengolahan kotoran hewan. Kehadiran IKN yang akan dihuni 1.7 juta penduduk merupakan peluang besar yang tak ingin disia-siakan Distan PPU
Kemudian, Poktan Bina Karya di Kelurahan Gunung Steleng, Kecamatan Penajam, Poktan Beringin Setia di Desa Babulu Darat, Poktan Bina Mandiri di Kelurahan Petung dengan jenis usaha yang dipadukan adalah penetasan ayam buras, bakalan sapi, rumah pemotongan umum, pakan ternak, dan pemasaran.
Ada pula usaha yang melibatkan Kelompok Wanita Tani (KWT) di sejumlah desa atau kelurahan yang memproduksi beberapa olahan, seperti olahan dari tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan dan aneka olahan pangan dari hasil perkebunan.
“Kami juga melibatkan kelompok usaha di Desa Giri Mukti, Kecamatan Penajam, yakni usaha yang konsentrasi pada pascapanen, berupa olahan dari tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan, pengolahan dan pengemasan, promosi dan pemasaran,” tambahnya.
Selain itu, sambungnya ada Poktan yang konsentrasi pada usaha Sapi Potong di Kecamatan Babulu, yakni dengan jenis usaha pembibitan, penggemukan, pupuk organik padat, pupuk organik cair, pakan konsentrat, yakni Poktan Petani Maju, Poktan Mugirejo Mandiri, Poktan Lestari, Poktan Karya Utama dan Poktan Sumber Mulyo.
“Melalui konsep ini, usaha mereka dapat dikelola lebih baik, berdaya saing dan siap berpartisipasi dalam rangka ketahanan pangan di PPU sebagai penyangga pangan IKN,” pungkasnya. (kmf/log)