Rio Taufik Adam
Balikpapan, helloborneo.com – Pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Persatuan Insinyur Indonesia (PII) yang digelar di Hotel Novotel Balikpapan, Jumat 20 Januari 2023 berlangsung meriah dan produktif.
Mengangkat tema “Mengukuhkan Peran Nyata dan Kontribusi PII dalam Pembangunan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur”, Rapimnas adalah momentum penting yang dilakukan secara periodik untuk menyatukan gagasan dan langkah nyata dalam mewujudkan visi misi organisasi PII.
Ketua Pelaksana Rapimnas PII, Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP mengatakan, Rapimnas kali ini dilangsungkan berbeda karena turut digelar Engineering Expo yang diikuti oleh 28 exibitors dan kunjungan lapangan ke dua lokasi yaitu RDMP Pertamina Kilang Balikpapan dan Kawasan IKN di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Panajam Paser Utara.
“Karena daya tarik itulah maka antusiasme untuk menghadiri acara Rapimnas sangat tinggi. Kami ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan seluruh pihak yang telah turut menyukseskan rangkaian acara Rapimnas,” ujar Hetifah dalam sambutannya.
Diharapkan kegiatan Rapimnas ini dapat memberikan motivasi yang lebih besar bagi para insinyur untuk mendukung secara lebih nyata pembangunan IKN Nusantara yang berkeadilan dan berkelanjutan, yang dirancang selaras dengan alam dan lingkungannya.
Hetifah menyatakan, IKN Nusantara nantinya harus bisa menjadi simbol identitas bangsa Indonesia. Menjadi penggerak ekonomi di masa depan melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi. Dari pemikiran dan tangan para insinyurlah semua itu bisa terwujud.
Ketua Umum PII sekaligus Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN, Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng.Sc menerangkan kontribusi insinyur di Indonesia akan menjadi sangat krusial. Bukan hanya dalam membangun IKN saja, tapi di dalam membangun negara dan bangsa tercinta ini.
“Negara kita betul-betul membutuhkan dukungan insinyur, dimulai dari bidang teknik kesipilan, mekanikal, elektrikal, lingkungan, perkapalan, kelautan, teknik kimia, teknik energi baru terbarukan, dan disiplin lainnya. Dan kita masing-masing bisa berkiprah di berbagai profesi, baik sebagai developer, pelaku indutri, pemerintah, akademisi, maupun periset,” ucapnya.
Apalagi ke depan, tantangan global baik di bidang teknologi digital, informasi, energi dan juga infrastruktur, tentu menuntut insinyur di Indonesia untuk meningkatkan profesionalismenya.
“Kita di PII juga telah bertransformasi menjadi otoritas keinsinyuran melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2014. Dan PII telah menjadi bagian dari International Engineering Alliance sejak 2003. Artinya PII akan terus memberikan dukungan besar bagi insinyur di Indonesia untuk mendapatkan global recognition,” terang dia.
Pada pergelaran G20 tahun lalu, PII turut menginisiasi Engineering 20 (E20). Platform ini nantinya akan membahas isu prioritas, terutama global health architecture, digital ekonomi, dan juga energi transformasi. Isu-isu penting ini juga tak akan terwujud tanpa keberadaan insinyur,” tegas Danis.
“Jadi mohon dukungannya untuk E20,” harap Danis.
Saat ini, jumlah anggota sudah meningkat menjadi sekitar 63.000. Kemungkinan ada peningkatan insinyur profesional sejumlah 23.000. Lebih dari 2.000 insinyur Indonesia telah terakreditasi dinlevel ASEAN. 200 lebih insinyur Indonesia juga telah teregistrasi APEC.
Menteri PPN/Bappenas, Dr. (HC). Ir. H. Suharso Monoarfa, M.A. yang menjadi keynote speaker dalam Rapimnas PII menerangkan, sudah ada tiga Presiden Indonesia yang berlatar insinyur. Pertama, adalah Presiden Soekarno, Pak Habibie dan yang sekarang sedang menjabat Presiden Joko Widodo.
Namun, terang dia, capaian pembangunan Indonesia, dan peluang yang kita hadapi cukup besar. Terutama pembangunan kota-kota di Indonesia, yang mayoritas dilakukan oleh swasta, tanpa didasari master plan yang sejalan dengan identitas nasional.
“Maka, saya ingin mengajak atau menantang PII untuk menyumbangkan pikiran-pikiran dan gagasan, karena tadi Pak Danis mengatakan kota-kota kita ke depan juga bisa mencontoh IKN,” ajak Suharso.
Suharso akan menyiapkan 40 kota di Indonesia, untuk menjadi percontohan, dan supervisi pembangunannya serta didukung master plan. Perlu kerja bersama antara Kementerian PPN/Bappenas dengan PII. Dimulai dari kota-kota yang kaya raya, seperti Kabupaten Siak, yang cukup uang, tapi tidak nampsk landmark kotanya.
Dia menerangkan, dengan menggunakan semua perangkat instrumen digital, akan sangat cepat untuk merekam rupa muka bumi. Sehingga mudah merekam jejak-jejak pembangunan kota.
“Kita bisa mulai, dengan IKN. Dengan membagi area hijau, dan bangunan. Serta adanya nursery yang sesuai dengan vegetasi yang tumbuh di sana,” terang dia.
“Hari ini saya hadir, menantang PII untuk bekerja sama dengan Bappenas, ayo kita membangun 40 kota. Insinyur Indonesia itu adalah maker. Insinyur Indonesia itu bukan trader,” tutup Suharso.