Bagus Purwa
Penajam, helloborneo.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara, mengimbau agar waspada kebakaran lahan gambut di daerah itu yang rawan terbakar karena bagian bawahnya kering terutama pada saat musim kemarau.
“Kami antisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat kemarau,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Budi Santoso di Penajam.
Kewaspadaan karhutla ditingkatkan terutama pada lahan gambut karena di lokasi lahan gambut akan cepat menyebar jika ada api, mengingat bagian bawah lahan gambut banyak biomassa kering.
Jumlah lahan gambut yang ada sekitar 1.400 hektare umumnya berada di kawasan pesisir, terutama di Kecamatan Penajam yang tersebar pada sejumlah desa dan kelurahan.
Rinciannya di Kelurahan Petung ada sekitar 700 hektare lahan gambut, Kelurahan Nenang sekitar 400 hektare, serta Desa Giripurwa sekitar 200 hektare.
Kemudian sisanya tersebar di kawasan lain seperti di Kelurahan Saloloang Kecamatan Penajam, dan di Kecamatan Waru serta Kecamatan Babulu.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara memetakan 128 titik rawan karhutla di daerah berjuluk Benuo Taka itu, terbanyak 78 titik berada di wilayah Kecamatan Penajam dan 50 titik lainnya tersebar di Kecamatan Waru, Babulu dan Sepaku.
Langkah mengantisipasi karhutla, jelas dia, mulai dari menyiapkan sumber daya manusia berserta peralatan pemadam yang disiagakan 24 jam, dan fokus di wilayah yang memiliki lahan gambut cukup luas.
Mengantisipasi cuaca panas atau musim kemarau, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara meminta semua pihak untuk tidak melakukan pengelolaan atau pembukaan lahan dengan cara dibakar.
Prediksi berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diperkirakan musim kemarau terjadi pada akhir Juli hingga Desember 2023.
“Puncak kemarau diprediksi BMKG pada Agustus hingga September 2023,” ujar Budi Santoso. (adv/log)