APBD Kabupaten PPU Prioritas Penanganan kemiskinan ekstrem-kekerdilan anak

Bagus Purwa

Sekda Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Tohar. (Ist)
Sekda Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Tohar. (Ist)

Penajam, helloborneo.com – Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2024 Kabupaten Penajam Paser Utara, memprioritaskan penanganan kekerdilan anak (stunting) akibat kurang asupan gizi dan kemiskinan ekstrem.

APBD 2024 kabupaten memprioritaskan beberapa program, kata Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Tohar di Penajam, antara lain program nasional penanganan stunting dan penurunan angka kemiskinan.

“Kegiatan pada APBD 2024 lainnya, yakni untuk infrastruktur pemerintahan, wilayah dan pertanian, serta standar pelayanan minimal (SPM),” tambahnya

Rencana belanja pada APBD 2024 juga meliputi kebijakan yang sudah rutin dianggarkan setiap tahun, di antaranya operasional dan belanja pegawai.

APBD 2024 Kabupaten Penajam Paser Utara diproyeksikan lebih kurang Rp1,9 triliun, gambaran tersebut berdasarkan kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon anggaran sementara (KUA PPAS).

Gambaran pendapatan APBD 2024, jelas dia, terdiri atas pendapatan asli daerah (PAD), dana perimbangan direncanakan dan lain-lain pendapatan yang sah.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara telah menyerahkan KUA PPAS tahun anggaran 2024 kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut.

DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara bakal melakukan pembahasan internal menyangkut KUA PPAS sampai rampung pembahasan batang tubuh rancangan APBD 2024.

“Diserahkan dokumen KUA PPAS kepada DPRD sebagai tanda tahapan penyusunan rancangan APBD murni sudah dimulai,” jelas Tohar.

Proyeksi APBD murni 2024 berkisar Rp1,9 triliun tersebut, disesuaikan kebijakan fiskal (kebijakan ekonomi yang berkaitan dengan penerimaan pemerintah) pada 2023.

Pendapatan pada APBD murni 2023 lebih kurang Rp1,9 triliun, dan diprediksi ada tambahan pendapatan dalam APBD Perubahan sekira Rp100 miliar, sehingga menjadi sekitar Rp2 triliun. (adv/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.