Warga Kabupaten PPU Diimbau Tidak Bakar Lahan dan Hemat Gunakan Air Saat Kemarau

Bagus Purwa

Bupati PPU, Hamdam Pongrewa. (Ist)
Bupati PPU, Hamdam Pongrewa. (Ist)

Penajam, helloborneo.com – Warga Kabupaten Penajam Paser Utara, diimbau untuk tidak pembakaran ketika akan membuka lahan perkebunan dan hemat menggunakan air bersih selama musim kemarau.

“Kami imbau masyarakat agar selama kemarau mengurangi kegiatan yang dapat menimbulkan kebakaran dan antisipasi kekeringan,” kata Bupati Penajam Paser Utara Hamdam Pongrewa di Penajam.

Warga agar tidak membakar lahan, lanjut dia, karena dalam kondisi musim kemarau dikhawatirkan dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan.

Masyarakat juga diminta menggunakan air bersih dengan hemat selama musim kemarau selama musim kemarau sebagai upaya mengantisipasi kekeringan.

Sesuai laporan, menurut dia, air baku di penampungan sejumlah instalasi pengolahan air bersih (water treatment plant/WTP) telah mengalami penurunan signifikan.

“Jadi, harus dilakukan upaya untuk antisipasi kekeringan selama kemarau,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara juga menetapkan keadaan status darurat bencana kekeringan.

Penetapan keadaan status darurat bencana kekeringan di Kabupaten Penajam Paser Utara itu berdasarkan kondisi saat ini akibat dampak musim kemarau panjang atau El Nino.

El Nino, jelas Hamdam Pongrewa, menyebabkan kekeringan dan berpotensi menimbulkan berbagai persoalan sosial di lingkungan masyarakat, salah satunya ketersediaan air bersih.

Hasil rapat bersama sejumlah instansi terkait dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dengan berdasarkan indikator menetapkan Kabupaten Penajam Paser Utara dalam status darurat (siaga satu) bencana kekeringan.

Status darurat bencana kekeringan yang ditetapkan berkaitan dengan ketersediaan air bersih, serta kejadian kebakaran hutan dan lahan yang berdampak kepada warga. (adv/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses