Audiensi Perumda, Makmur Marbun Sebut BUMD di Kabupaten PPU Ruwet

Audiensi Pj Bupati PPU, Makmur Marbun bersama Perumda di Kabupaten PPU. (Ist)
Audiensi Pj Bupati PPU, Makmur Marbun bersama Perumda di Kabupaten PPU. (Ist)

Penajam, helloborneo.com – Penjabat (Pj) Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Makmur Marbun pimpin Audiensi bersama jajaran Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Kabupaten PPU, Jumat, (29/09/2023) sore di kantor bupati PPU.

Kegiatan ini melibatkan langsung Direktur Perumda PDAM Danum Taka PPU, Abdul Rasyid dan Direktur Perumda Benuo Taka PPU, Amrul Alam, Kepala Dinas PU PR PPU, Riviana Noor, kepala bagian perekonomian dan sejumlah pejabat terkait lainnya. 

“Saya ingin mendapatkan gambaran langsung dalam pertemuan ini kira-kira BUMD yang kita buat arahnya ke mana. Saya juga ingin tahu persoalan apa yang ada di BUMD ini,” kata Makmur. 

Menurutnya jika BUMD dibentuk dapat memberikan kontribusi bagi daerah maka Makmur mempersilahkan BUMD dikelolah dengan baik. Namun jika tidak mampu memberikan kontribusi bagi daerah lebih baik ditutup. 

“Saya siap mensupport BUMD kita. Tetapi kalau hanya menjadi beban bagi APBD maka lebih baik BUMD tidak perlu karena tidak ada kewajiban harus membuat BUMD kalau hanya merugikan, kasihan masyarakat,” tegasnya.

Dia mengatakan bahwa sesungguhnya perspektif BUMD di Kabupaten PPU ke depan sangat bagus. Oleh karenanya diharapkan agar dapat dikelolah dengan sebaik-baiknya. Menurutnya BUMD adalah sarana pemerintah Kabupaten PPU untuk memberikan pelayanan dan kontribusi kepada masyarakat daerah. 

“Teman-teman yang diberi tugas dan amanah tolong itu dipertanggung jawabkan. Saya telah diberikan amanah oleh bapak Presiden sebagai kepala daerah bisa saja melakukan langkah-langkah yang mungkin bisa menjadi kewenangan saya. Tetapi ingat saya tidak semerta-merta melakukan itu sebelum seluruh tahapan ini terpenuhi,” ujarnya. 

Pria kelahiran Pakkat, Sumatera Utara ini juga menjelaskan agar dipahami bahwa BUMD perangkatnya telah diatur dalam undang-undang nomor 23 pada pasal 331. Daerah dapat mendirikan BUMD, namun jika itu dapat dilayani oleh perangkat daerah maka pembentukan BUMD tidak perlu. Oleh karena itu setelah dapat mendirikan BUMD daerah dapat melakukan penyertaan modal kepada BUMD. 

“Saya arahkan ke seluruh Indonesia saat itu bahwa BUMD ini sebenarnya dibentuk dengan satu kritoler. Diberikan karpet merah atau diberikan tempat regulasi dan anggaran di sana. Tetapi kalau masih juga rugi, ya tutup aja itu BUMD,” ungkapnya. 

Di akhir pertemuan ini Makmur Marbun juga minta agar segera dilaksanakan pertemuan lanjutan terkait pembahasan tersebut yang langsung melibatkan pihak-pihak terkait mulai Bappenda, bagian perekonomian, bagian hukum, Perumda PPU dan pihak terkait lainnya. 

“Segera cari waktu untuk diskusi masalah ini karena ini ruwet sekali banyak tidak karu-karuan di tengah jalan. Saya tidak mau ini terus berlarut, saya akan tuntaskan ini apapun yang terjadi dan saya akan minta pendampingan oleh KPK,” tutupnya. (adv/hms/kmf/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.