
Penajam, helloborneo.com – Pj Bupati Penajam Paser Utara, Drs. Makmur Marbun M.Si hadir dan membuka secara resmi kegiatan Advokasi Kebijakan dan Pendampingan Peningkatan Partisipasi Perempuan dan Politik, Hukum, Sosial dan Ekonomi yang dilaksanakan di Aula Lantai I, Kantor Pemerintah Kab. Penajam Paser Utara (PPU), Selasa (10/10/2023).
Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kab. PPU ini, turut dihadiri oleh Anggota DPRD Kaltim Fraksi PKS 2019 – 2024, Hj. Fitri Maisyaroh, ST., Kepala Dinas P3AP2KB Charirur Rozikin, S.Sos. MM., dan para narasumber serta seluruh peserta Advokasi dari Organisasi GOW, Partai Politik, Anggota BPD, Persatuan Anggota BPD seluruh Indonesia (PABPDSI), dan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI).
Dalam kesempatan ini, Pj. Bupati Makmur Marbun mengungkapkan bahwa perempuan di Indonesia masih menghadapi serangkaian stigma yang mana perempuan ini masih dianggap tidak perlu berpendidikan tinggi karena nantinya juga hanya akan menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak.
“Kesiapan dan partisipasi perempuan dalam berpolitik memang tidak nampak seperti kaum laki-laki, padahal dalam satu partai politik harus mensyaratkan dalam parlement yaitu 30% kaum perempuan, tetapi tidak kunjung ketemu karena perempuan yang ada di masyarakat kita harus menghadapi stigma bahwa perempuan hanya perlu mengurus rumah dan anak saja,” ucap Makmur.
Hal ini perlu diubah karena kader–kader perempuan yang memiliki pemahaman dan penghayatan serta wawasan terhadap masalah–masalah yang berkembang dapat membawa harapan baru bagi Kab. PPU ini.
“Sebenarnya perempuan lebih tangguh daripada laki–laki dan oleh karena itu perempuan tidak dipandang dari sisi yang lemah justru perempuan dipandang dari sisi yang tangguh dari aspek kesehatan, perempuan lebih tinggi daripada laki–laki” ujar Makmur.
Lebih lanjut, dia menerangkan bahwa jumlah partisipasi perempuan dalam bidang politik dari tahun ke tahun memang mengalami peningkatan, akan tetapi belum mencapai 30% dari jumlah keseluruhannya.
“Tapi sampai saat ini partai politik jarang ada yang mencapai 30%,” ungkap Makmur.
Dia juga mengharapkan kepada kader–kader ini melalui kegiatan advokasi akan meningkatkan pengetahuan tentang konsepsi gender, mengingkatkan peran perempuan dalam perencenaan, dan penganggaran responsif gender, penguatan komitmen, sinergi dan keterlibatan perempuan dalam Pembangunan dan dapat mewujudkan keterwakilan kuota 30% perempuan diparlemen. (adv/hms/kmf/log)