Jember, helloborneo.com – Para pengrajin mebel kayu di Desa Karanganyar, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, telah mengambil langkah inovatif dalam upaya meningkatkan keuntungan dan manajemen pemasaran mereka. Dalam sebuah proyek pengabdian kepada masyarakat digagas oleh Indah Budyawati, Wiwin Hartanto, Zetti Finali, Akhmad Ryan Pratama dari FKIP Universitas Jember, melakukan pengabdian yang berfokus pada optimalisasi keuntungan, pengrajin mebel kayu, yakni Imam Kamali, Imam Ma’ruf, dan Markus Tantowi, bekerja sama dengan tim pengabdian masyarakat Universitas Jember. Proyek ini melibatkan dua langkah utama: diversifikasi produk menjadi Alat Permainan Edukatif (APE) dari sisa kayu produksi dan pemasaran digital melalui platform online.
Diversifikasi Produk dengan Alat Permainan Edukatif (APE)
Pada tahap awal proyek, para pengrajin menghadapi permasalahan minimnya keuntungan akibat kurang optimalnya pemanfaatan sisa kayu produksi. Dalam proses produksi mebel, potongan kayu dengan ukuran tertentu diperlukan, menyisakan potongan yang tidak dapat digunakan kembali. Sisa kayu ini, yang beragam ukuran, sering dianggap sebagai sampah tanpa nilai jual. Solusi yang diusulkan adalah mengubah limbah sisa produksi kayu ini menjadi APE yang memiliki nilai jual tinggi.
APE merupakan media pembelajaran anak-anak yang sangat dicari oleh orang tua dan lembaga pendidikan pra-sekolah. Dalam kegiatan pelatihan dan pendampingan, para pengrajin mebel kayu belajar bagaimana mengubah sisa kayu menjadi APE yang bermanfaat. Proses ini melibatkan kreativitas dalam merancang dan membuat berbagai jenis APE, seperti balok, puzzle bentuk, puzzle geometri, papan pintar, dan lainnya. Purwarupa APE yang dihasilkan kemudian diuji keamanannya untuk dipastikan sesuai untuk anak-anak balita.
Pemasaran Digital melalui Platform Online
Permasalahan lain yang dihadapi oleh para pengrajin adalah metode pemasaran yang terbatas dan konvensional. Produk mereka hanya dipasarkan di sekitar daerah setempat, dan produksi dilakukan hanya jika ada pesanan, karena keterbatasan pengetahuan dalam bidang pemasaran. Untuk mengatasi hal ini, tim pengabdian masyarakat memberikan pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan website dan strategi pemasaran digital melalui platform online seperti Tokopedia, Shopee, dan bli.bli.
Dalam pelatihan ini, para pengrajin belajar cara membuat dan mengelola website untuk memperluas jangkauan pasar mereka. Mereka juga diberikan panduan tentang strategi pemasaran digital, termasuk cara memasarkan produk-produk mereka melalui platform online. Setelah pelatihan, produk APE yang dihasilkan diunggah ke marketplace digital, seperti Shopee, dengan nama “Woodywod Toys.”
Respon Positif Pengrajin
Setelah penerapan solusi-solusi ini, para pengrajin berhasil menghasilkan produk APE yang kreatif dan bermanfaat. Katalog Woodywod Toys yang dihasilkan dari pemotretan produk menjadi daya tarik tersendiri di platform online. Produk ini mendapatkan respons positif dari pasar, terlihat dari meningkatnya pesanan melalui marketplace.
Selain peningkatan keuntungan, kegiatan ini memberikan dampak positif pada lingkungan dengan mengurangi limbah kayu yang dibuang. Para pengrajin mebel kayu di Desa Karanganyar kini dapat menghasilkan produk bernilai ekonomis dari sisa kayu produksi mereka. Dengan adanya permintaan yang tinggi untuk APE di wilayah Jember, para pengrajin dapat bersaing secara lokal dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan produk impor.
Menunggu Keseriusan Pemerintah Daerah
Melalui proyek pengabdian kepada masyarakat ini, para pengrajin mebel kayu di Desa Karanganyar telah berhasil mengoptimalkan keuntungan mereka dengan diversifikasi produk dan pemasaran digital. Solusi ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomis bagi pengrajin, tetapi juga menciptakan produk yang bermanfaat bagi perkembangan anak-anak. Keberhasilan proyek ini menunjukkan potensi dan peluang bagi para pengrajin lokal untuk terus mengembangkan usaha mereka, sambil memperkuat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Jember. (adv/log)