Edy Suratman Yulianto
Penajam, helloborneo.com – Base Transceiver Station atau disingkat BTS di Rukun Tetangga (RT) 09, Kelurahan Nipah-Nipah, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dianggap memiliki dampak buruk terhadap masyarakat sekitar.
Ketua RT 09, Wahyu mengatakan keberadaan BTS tersebut, dicurigai merugikan masyarakat sekitar. Tak jarang sejumlah alat elektronik mengalami kerusakan yang diduga imbas dari kehadiran tower yang menggunakan penangkal petir.
Namun Wahyu tak berani banyak berspekulasi, sehingga ia mengaku telah berkoordinasi dengan pemilik tower BTS tersebut terkait dampak yang dirasakan masyarakat sekitar.
“Ini dalam proses pengecekan dari pihak Telkomsel pak. Saya sudah konfirmasi masalah yang dampak petir apakah betul atau tidak,” tuturnya, Selasa (09/01/2024).
Ia menerangkan ketika hujan datang disertai petir, beberapa barang elektronik warga sekitar tower tersambar oleh petir. Dimungkinkan karena jarak antara penangkal petir dan perangkat elektronik biasanya mempengaruhi kemungkinan kerusakan.
Sehingga semakin dekat perangkat elektronik dengan titik sambaran petir atau semakin lemahnya sistem perlindungan yang diterapkan, semakin besar risiko kerusakan.
“Kalau musim hujan biasanya ada petir pak, kemungkinan dari dampak tower, banyak elektronik warga yang kena petir,” ungkapnya.
Dengan hadirnya menara BTS di sekitar pemukiman masyarakat RT 09, Kelurahan Nipah-nipah, tak jarang membuat barang elektronik rusak seperti bola lampu, hingga televisi. Tercatat oleh Ketua RT 09 terdapat 12 Kepala Keluarga (KK) yang mengeluhkan hal tersebut.
“Televisi, kulkas, antena, kipas angin dan bola lampu. Ini ada 12 KK yang terdata,” imbuhnya. (log)