Dorong Kesadaran Lingkungan, Sekolah di PPU Harus Bersaing Raih Predikat Adiwiyata

Edy Suratman Yulianto

Kepala DLH Kabupaten PPU, Safwana. (Ist)
Kepala DLH Kabupaten PPU, Safwana. (Ist)

Penajam, helloborneo.com – Dalam upaya mewujudkan sekolah yang ramah lingkungan dan mendidik generasi yang peduli terhadap kelestarian alam, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mendorong persaingan antar sekolah untuk meraih predikat Sekolah Adiwiyata.

Predikat ini tidak hanya menjadi penghargaan, tetapi juga wujud nyata komitmen sekolah dalam menciptakan lingkungan belajar yang bersih, hijau, dan berbudaya peduli lingkungan.

Kepala DLH PPU, Safwana, menyampaikan bahwa kriteria penilaian Sekolah Adiwiyata lebih dari sekadar infrastruktur hijau, tetapi juga mengukur bagaimana seluruh elemen sekolah mampu mengelola lingkungan dengan baik serta menanamkan budaya cinta lingkungan hidup dalam setiap aktivitas.

“Kami sangat mendorong sekolah untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, seperti botol plastik, dan menggantinya dengan tumbler. Selain itu, sekolah harus mampu menanamkan perilaku peduli lingkungan dalam keseharian, mulai dari siswa hingga guru,” ujar Safwana.

Salah satu tujuan utama dari program Sekolah Adiwiyata adalah membentuk kebiasaan peduli lingkungan dalam aktivitas sehari-hari. Ini tidak hanya terbatas pada aksi bersih-bersih, tetapi juga pada penerapan sistem pengelolaan sampah yang baik, efisiensi penggunaan sumber daya, dan menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan hijau.

Setiap sekolah yang ingin meraih predikat ini dituntut untuk melibatkan seluruh warga sekolah dalam menjaga kelestarian lingkungan. Misalnya, para siswa diajak aktif dalam gerakan penghijauan, mengurangi limbah plastik, serta selalu menjaga kebersihan sekolah.

Tidak hanya terfokus pada aspek teknis seperti pengelolaan sampah, penilaian Sekolah Adiwiyata juga mempertimbangkan inovasi dan kreativitas sekolah dalam membangun lingkungan ramah lingkungan.

Predikat Sekolah Adiwiyata tidak hanya bisa diraih dengan usaha pihak sekolah saja, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh warga sekolah, mulai dari siswa, guru, hingga staf administrasi.

Safwana menggarisbawahi bahwa kolaborasi antarwarga sekolah sangat penting untuk menciptakan perubahan nyata. Selain itu, keterlibatan orang tua dan masyarakat juga dapat memperkuat upaya sekolah dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

“Sekolah-sekolah yang ingin meraih predikat Adiwiyata harus mampu mengubah budaya dan perilaku menjadi lebih peduli terhadap lingkungan. Semua pihak, mulai dari siswa hingga guru, harus terlibat aktif dalam menjaga kebersihan dan membuat lingkungan sekolah tetap asri,” tambah Safwana.

Melalui program Adiwiyata, DLH PPU berharap dapat menumbuhkan kesadaran lingkungan di kalangan siswa sejak dini. Dengan menerapkan praktik ramah lingkungan di sekolah, siswa akan terbiasa menjaga lingkungan di luar sekolah, bahkan di rumah dan masyarakat.

“Program ini bukan hanya tentang penghargaan, tetapi bagaimana kita bisa membentuk generasi yang peduli dan cinta terhadap lingkungan. Kami berharap semakin banyak sekolah di PPU yang menerapkan prinsip-prinsip Adiwiyata, sehingga lingkungan kita tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang,” pungkas Safwana. (adv/kmf/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.