Bagus Purwa
Penajam, helloborneo.com – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, memulihkan ekowisata hutan bakau (mangrove) di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam, dengan melakukan pembenahan dan penataan kawasan ekowisata tersebut.
Ekowisata hutan bakau dijadikan sebagai wadah edukasi atau pendidikan bagi para pengunjung, jelas Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Penajam Paser Utara Julizar Rakhman di Penajam, khususnya bagi pelajar dan anak-anak.
Di sekeliling kawasan hutan bakau ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan seperti pohon ketapang, api-api jambu, bakau hitam, perapat putih dan pohon api-api bulu.
Kemudian dihuni binatang seperti burung raja dan udang, kata dia, bahkan juga ada elang bondol yang merupakan satwa liar yang dilindungi
“Setidaknya pengunjung bisa dapat pengetahuan tumbuhan dan binatang dengan melihat penjelasan di papan yang dipasang di kawasan hutan bakau itu,” tambahnya
“Ekowisata hutan bakau terbengkalai dan dibutuhkan sejumlah pembenahan dan penataan untuk pulihkan wisata yang berikan edukasi bagi pengunjung,” ujarnya lagi.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara mengalokasikan dana lebih kurang Rp2 miliar untuk melakukan pembenahan dan penataan ekowisata hutan bakau tersebut.
Memulihkan kembali ekowisata hutan bakau di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam ditargetkan rampung akhir Desember 2024.
Kemajuan pengerjaan pembenahan dan penataan ekowisata hutan bakau sudah mencapai 60 persen, menurut Julizar Rakhman, kendati waktu pengerjaan tersisa satu bulan lagi tetapi optimistis bisa selesai akhir 2024.
Sehingga diharapkan pada 2025 wisatawan semakin ramai mengunjungi ekowisata hutan bakau di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Ekowisata hutan bakau bisa menjadi alternatif kunjungan wisata Kota Nusantara, ibu kota baru Indonesia. (adv/kmf/log)