Pemerintah Berkomitmen Dorong Penguatan Logistik

Pemerintah Berkomitmen Dorong Penguatan Logistik Indonesia. (Ist)
Pemerintah Berkomitmen Dorong Penguatan Logistik Indonesia. (Ist)

Jakarta, helloborneo.com – Pemerintah Indonesia terus berupaya mendorong penguatan logistik Indonesia guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

Sejalan dengan itu, Lembaga National Single Window (LNSW) Kementerian Keuangan yang memiliki tugas melaksanakan pengelolaan Indonesia National Single Window (INSW) dan penyelenggaraan Sistem Indonesia National Single Window (SINSW) dalam ekspor, impor, dan logistik, mengubah pola kerja manual/hardcopy/inhouse menjadi berbasis digital untuk setiap layanan pemerintah.    

Peran LNSW mencakup layanan sejak sebelum kedatangan, saat kedatangan, proses cargo clearance, sampai dengan cargo clearance menuju pasar domestik. Berkat berbagai upaya yang dilakukan bersama kementerian/lembaga terkait, beberapa perbaikan di sektor logistik mulai terlihat.    

Angka dwelling time nasional yang pada 2019 silam mencapai 3,16 hari, kini terus membaik. Pada tahun 2023, rata-rata capaian dwelling time nasional sebesar 2,62 hari. Sementara itu capaian dwelling time sepanjang periode Januari s.d. Oktober 2024 adalah 2,85 hari. Capaian ini memenuhi target dwelling time nasional 2,9 hari.        

Peran dwelling time terbilang penting mengingat durasi bongkar muat kontainer yang terlalu lama, berpotensi menambah biaya logistik. Sementara itu, biaya logistik yang tinggi akan mendisrupsi perekonomian melalui sektor Industri yang terganggu pasokan bahan baku atau bahan penolongnya.     

LNSW juga terlibat dalam penataan ekosistem logistik nasional (national logistics ecosystem/NLE). Di antara layanan yang dikembangkan LNSW untuk mendukung penataan ekosistem logistik nasional adalah Delivery Order Online, Surat Penyerahan Petikemas (SP2) Online, Single Submission (SSm) Quarantine Customs, SSm Pengangkut, dan SSm Perizinan.

NLE yang terus dikembangkan sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional tersebut, saat ini telah diimplementasikan pada 52 pelabuhan dan 7 bandara. Sebaran pelabuhan dan bandara yang sudah mengimplementasikan program tersebut sudah mencakup nyaris 100 persen dokumen ekspor impor nasional.   

Berdasarkan hasil survei tim independen dari Prospera pada tahun 2023 untuk mendapatkan gambaran efektivitas NLE, efisiensi waktu dari penerapan DO Online mencapai 40,3% dan efisiensi biayanya mencapai 25,7%. Selanjutnya efisiensi waktu dari penerapan SP2 Online mencapai 47% sementara efisiensi biayanya 32,4%.

Untuk penerapan SSm Quarantine Customs, efisiensi waktunya mencapai 73,4% dan efisiensi biayanya 46,1%. Untuk SSm Pengangkut, efisiensi waktu yang dihasilkan mencapai 21,6% dan efisiensi biaya 45%.

Kemudian penerapan SSm Perizinan, menghasilkan efisiensi waktu 56,4% dan efisiensi biaya 97,8%.    

Kepala LNSW Oza Olavia di Jakarta, Jumat (6/12/2024) mengatakan bahwa INSW berpotensi terus dikembangkan untuk memperkuat logistik nasional ke depan.

“Termasuk di antaranya adalah melalui penguatan Maritime Single Window, yakni mengintegrasikan layanan kepelabuhanan sesuai dengan mandat dari International Maritime Organization (IMO),” kata Oza.

Oza juga menyebutkan perlunya pengembangan mekanisme tracking and tracing barang dan dokumen yang menjadi salah satu parameter penialaian dalam Logistics Performance Index (LPI). Demikian pula monitoring yang dilakukan melalui layanan pengangkutan antarpulau, perlu didorong agar mendukung efektivitas dan efisiensi distribusi komoditas pada lingkup nasional.    

Selanjutnya, kata Oza, layanan NLE juga perlu mengoptimalkan lingkup business to government (B2G), government to government (G2G), serta business to business (B2B). Tak kalah penting, adalah pengembangan INSW untuk mendukung program digital trade. Agar digital trade dapat berjalan, diperlukan portal untuk menerima data terkait digital trade.

“Saat ini sudah banyak program di tingkat internasional terkait dengan perdagangan seperti e-invoice, e-B/L dan sebagainya. Masih kita koordinasikan bagaimana agar dapat data-data tersebut,” ungkap Kepala LNSW.   

Pengembangan sektor logistik juga tentunya perlu sejalan dengan perkembangan teknologi terkini. Di era digitalisasi saat ini, data menjadi sangat penting posisinya.

Melalui teknologi seperti AI, data analytic, machine learning, dan blockchain, diharapkan data yang dimiliki dapat diolah menjadi informasi yang penting bagi ekosistem logistik di Indonesia.  

Oza menyampaikan bahwa APBN telah dan akan terus menjaga mendukung transformasi digital. Sejalan dengan itu, LNSW berkomitmen turut mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi melalui transformasi digital layanan ekspor, impor, dan logistik.  (ip/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.