Kambolo’
Penajam, helloborneo.com – Pembangunan Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) diharapkan mampu menjawab kesulitan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar yang selama ini dikeluhkan para nelayan yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Tapi apa jadinya, SPDN di Desa Api-api, Kecamatan Waru yang didirikan sejak tahun 2006 silam, sampai saat ini belum beroperasi. “Biar satu kali belum pernah dipakai ini SPDN sampai kondisinya sudah dalam keadaan rusak,” jelas salah satu warga Api-api yang enggan disebut namanya itu.
Ia menyebutkan, SPDN yang dikelola oleh Koperasi Perikanan Rindang Buana itu, terkesan diterlantarkan. “Kita berharap pemerintah terkait segera turun tangan atau mengambil alih pengoperasian SPDN ini. Karena kita selaku nelayan cukup kesulitan mendapatkan solar. Itupun kalau kita mau melaut, terpaksa membeli solar eceran dengan harga yang lebih mahal,” terangnya.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan PPU, Ahmad Usman tak berkilah, bahwa SPDN tersebut sudah mangkrak atau dibiarkan terlantar oleh Koperasi Perikanan Rindang Buana. “Koperasi itu tidak tidak memenuhi standar aturan koperasi,” kata Ahmad Usman.
Pemerintah Kabupaten PPU sat itu menggelontorkan anggaran Rp1 miliar untuk pembangunan SPDN tersebut. Namun, hanya terkesan sia-sia dan pemborosan anggaran saja. Karena koperasi tidak dikelola sesuai standar.
Sementara, untuk mendapatkan kouta BBM dari PT Pertamina, jelas Ahmad Usman, SPDN mesti dikelolah oleh koperasi yang legal. “Kalau tidak melalui koperasi, Pertamina tidak akan menyuplai pasokan BBM ke SPDN tersebut,” jelasnya.(log)