Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Perbaikan Daerah

Subur Priono – Staf Humas Setkab Penajam Paser Utara

 

Subur Priono - Staf Hunas Setkab Penajam Paser Utara

Subur Priono – Staf Hunas Setkab Penajam Paser Utara

Penajam, helloborneo.com – Dahulu ketika sumber daya alam di Kalimantan Timur begitu berlimpah, mulai hutan, batu bara, minyak, gas dan sebagainya, orang begitu antusias ramai-ramai melakukan eksploitasi memproduksi kekayaan alam itu secara besar-besaran.

Namun ketika sumber daya alam tersebut mulai menipis dan habis, berbagai gejolak dan dampak dari eksploitasi mulai dirasakan masyarakat saat ini, dimana hutan-hutan menjadi “gundul”, lubang-lubang besar sisa galian sisa tambang “berserakan”, polusi meningkat serta dampak lainnya dari kegiatan eksploitasi itu.

Dan mirisnya akhir-akhir ini menunjukkan keperihatinan yang mendalam, terjadi penurunan nilai jual sebagian hasil ekspor tambang membuat sejumlah perusahaan pertambangan menghentikan sementara produksinya, bahkan beberapa di antaranya telah menutup secara total, karena ongkos produksi yang terus meningkat.

Bahkan pertumbuhan perekonomian Kalimantan Timur yang terendah di Kalimantan. Pertumbuhan perekonomian Kalimantan Timur hanya mencapai 1,2 persen dari yang ditargetkan sebelumnya, yakni 5,7 persen, dengan inflasi mencapai 7 persen lebih.

Bisa dikatakan Kalimantan Timur sedang mengalami keterpurukan yang sangat dalam. Salah satunya karena melemahnya rupiah terhadap dolar, yang berdampak pada rendahnya nilai penjualan ekspor sumber daya alam Kalimantan Timur.

Dampak lainnya yang begitu dirasakan masyarakat Kalimantan Timur, yakni tingginya angka PHK (pemutusan hubungan kerja), dari berbagai media menyebutkan ribuan tenaga kerja di Kalimantan Timur terkena PHK akibat perusahaan-perusahaan pertambangan harus memangkas pengeluaran.

Semantara fasilitas-fasilitas kerja yang selama ini digunakan untuk kegiatan pertambangan tersebut, seperti tongkang, alat berat, kendaraan banyak yang “nongkrong” tidak difungsikan.

Pemerintah tidak tingal diam, berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi keterpurukan ini. Memang apapun yang terjadi, tidak ada kata terlambat untuk melakukan perbaikan.

Mulai saat ini, pemerintah mengharapkan perusahaan, pelaku usaha baik milik pemerintah, swasta ataupun kelompok masyarakat untuk bergeser, yang semula bersandar pada penjualan komoditas sumber daya alam mentah beralih ke perekonomian yang berbasis industri hilir.

Artinya, Kalimantan Timur jangan lagi mengandalkan penjualan barang tambang mentah, tetapi bisa beralih pada komoditas yang sudah diolah dan memiliki nilai tambah. Karena Kalimantan Timur memiliki potensi besar untuk melaksanakan hilirisasi karena didukung dengan sumber daya alam yang dimilikinya.

Bagi daerah-daerah di Kalimantan Timur, seperti Kabupaten Penajam Paser Utara, berbagai terobosan dilakukan Bupati Yusran Aspar, untuk menangkal keterpurukan ini, salah satunya adalah melalui pengembangan Kawasan Industeri Buluminung (KIB) menjadi tujuan bagi industri terbesar di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur bahkan nasional.

Tak cukup sampai di situ, Yusran Aspar dalam berbagai kesempatan mengajak seluruh masyarakat Penajam Paser Utara, khususnya pelaku usaha untuk lebih kreatif dan inovatif.

Karena di wilayah Penajam Paser Utara, kata bupati, memiliki banyak potensi yang dihasilkan mulai perkebunan, perikanan dan pertanian serta lainnya, namun selama ini belum dikelola secara maksimal. Dengan potensi yang ada tersebut, Yusran Aspar mengajak pelaku usaha mulai kreatjif.

“Para pelaku usaha jangan lagi menjual produk olahan mentah seperti yang telah dilakukan kebanyakan masyarakat Penajam Paser Utara selama ini,” katanya.

Sektor perikanan misalnya, menurut Yusran Aspar, Penajam Paser Utara merupakan penghasil ikan bandeng yang sangat potensial dari wilayah Kecamatan Babulu Laut.

Ikan bandeng tersebut, lanjut bupati, dapat diolah menjadi berbagai produk makanan, seperti amplang, kerupuk dan lanin sebagainya sehingga menjadi produk bernilai lebih tinggi dibanding dalam bentuk ikan mentah.

Contoh lain adalah rumput laut yang sangat potensial di Kabupaten Penajam Paser Utara. Selama ini, tambah Yusran Asparr, petani rumput laut yang berada di Desa Api-api Kanbupaten Penajam Paser Utara sangat baik, bahkan petani telah mendapat penghasilan di atas rata-rata dari hasil budidaya rumput laut tersebut.

“Bila ini dikembangkan, artinya kita tidak menjual hanya berupa rumput laut mentah, tapi diolah menjadi berbagai produk jadi, maka ini akan menjadi suatu peluang usaha yang menjanjikan,” kata Bupati Yusran Aspar. (bp/*esa)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.