AH Ari B
Penajam, helloborneo.com – Titik panas atau “Hotspot” di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terus menurun selama tiga bulan terakhir, menurut data Badan Meteorologi klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Temindung, Samarinda.
Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara, Andi Dahrul saat dihubungi helloborneo.com di Penajam, Sabtu mengatakan, pada Januari 2016 terpantau 20 titik api di daerah itu, kemudian turun menjadi 10 “hotspot” pada Februari hingga menjadi dua titik panas pada Maret 2016.
Penurunan jumlah titik panas tersebut, lanjut dia, karena cuaca di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, mulai sering turun hujan dengan intensitas sedang.
“Namun risiko terjadinya kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Penajam Paser Utara, masih cukup tinggi, karena sebagian wilayah masih mengalami kekeringan,” ungkap Andi Dahrul.
BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, menurut Andi Dahrul, terus berupaya memperkuat aparatur desa untuk peduli terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan.
“Titik api yang terpantau itu berada dekat dengan perkampungan atau kawasan pemukiman penduduk, jadi masyarakat harus tetap waspada,” ujarnya.
Sementara Komandan Kodim (Dandim) 0913 Penajam Paser Utara, Letkol Czi Adi Suryanto mengatakan, hingga saat ini masih mendirikan pos pemantau kebakaran di setiap komando rayon militer (Koramil) untuk melakukan langkah antisipasi kebakaran hutan dan lahan, termasuk kawasan permukiman.
“Personel Kodim 0913 akan mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan dan kawasan permukiman, serta membantu pemadaman saat terjadi kebakaran,” tegasnya.
Masyarakat dan perusahaan di wilayah Penajam Paser Utara, tambah Adi Suryanto, dapat berkoordinasi dengan personel di pos pemantau kebakaran tersebut sehingga segera merespons jika terjadi kebakaran. (bp/*rol)