Bagus Purwa
Penajam, helloborneo.com – Warga Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, khususnya di Kelurahan Riko meminta agar PT Alam Permai Makmur Raya yang beroperasi di wilayah itu mempekerjakan tenaga kerja lokal, seiring dengan pembangunan pabrik yang dilakukan perusahaan kelapa sawit tersebut.
Lurah Riko Rahim saat dihubungi helloborneo.com di Penajam, Minggu mengatakan, warga meminta menajamen PT APMR untuk memprioritaskan tenaga kerja yang berasal dari Kelurahan Riko saat pabrik yang dibangun sudah beroperasi.
“Kami harapkan manajemen perusahaan terima karyawan dari warga Riko sesuai kemampuan yang dimiliki,” ujarnya
Permintaan warga Kelurahan Riko, Kecamatan Penajam tersebut telah disampaikan kepada pihak manajemen PT APMR, karena dengan berdirinya pabrik kepala sawit itu membuka lowongan pekerjaan.
“Banyak warga Riko yang potensial masih berstatus pengangguran akibat sulitnya lapangan pekerjaan, jika pabrik itu berdiri diharapkan manajemen perusahaan prioritaskan pekerjakan warga setempat,” kata Rahim.
Ia menyambut baik dengan adanya pabrik kelapa sawit itu, karena selain menampung tenaga kerja lokal, juga mempermudah warga yang memiliki kebun kelapa sawit untuk menjual hasil panennya
Sementara Kepala Administrasi PT APMR Nirwan Panjaitan membenarkan pemintaan warga Kelurahan Sotek tersebut, dan pihaknya sedang membangun pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 40 sampai 60 TBS (tandan buah segar) perjam.
Dengan berdirinya pabrik itu lanjut dia, selain dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, juga membuka peluang kerja bagi warga di kawasan sekitar pabrik.
“Pabrik itu akan membutuhkan puluhan pekerja nantinya, dan kami prioritaskan warga setempat untuk bekerja dipabrik itu sesuai kemampuan,” jelas Nirwan Panjaitan.
Selain itu, dengan berdirinya pabrik kelapa sawit tersebut menurut dia, membuka peluang petani kelapa sawit menjual TBS ke PT APMR, karena kebun kelapa sawit PT APMR tidak mampu memenuhi kebutuhan pabrik itu.
“Kami masih harus membeli TBS dari masyarakat petani sawit untuk penuhi kebutuhan pabrik, sehingga petani kelapa sawit di sekitar perusahaan tidak perlu jauh-jauh untuk menjual TBS,” tambah Nirwan Panjaitan. (bp/*rol)