Bagus Purwa
Balikpapan, helloborneo.com – PT Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan, Kalimantan Timur, menyerahkan 5.000 bibit pohon untuk ditanam di berbagai lokasi di Balikpapan.
“Ini Tahap I, bagian dari 23.680 bibit yang akan kami serahkan secara bertahap,” kata General Manager Pertamina RU V Yulian Dekri, ketika dihubungi helloborneo.com di Balikpapan, Sabtu.
Pada Tahap I ini bibit pohon yang diserahkan adalah tanaman keras mahoni dan meranti, kemudian pohon buah-buahan yaitu lengkeng, durian, manggis, bungur, tanjung, alpukat, dadap merah, sirsak, langsat, dan matoa.
Menurut Yulian Dekri, pengadaan bibit pohon-pohon tersebut adalah kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (community social responsibility) dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP), yang diantaranya adalah proyek peningkatan produksi Kilang Balikpapan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Suryanto, terpisah menyebutkan, ribuan bibit pohon itu akan ditanam di sejumlah tempat di Kawasan Industri Kariangau, di Waduk Teritip, dan dibagikan ke sekolah-sekolah.
“Masyarakat, sekolah, atau perorangan yang ingin mendapatkan bibit-bibit ini untuk ditanam dapat minta ke Dinas Lingkungan Hidup, kirim surat permohonan ke kami,” ujarnya.
Administrasi kecil tersebut diperlukan karena bibit-bibit tersebut juga menjadi bagian dari pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Selain dari perusahaan seperti Pertamina, Kota Balikpapan juga mendapat sumbangan bibit dari masyarakat. Kota ini mewajibkan setiap pasangan yang akan menikah untuk menanam sekurangnya dua pohon pohon di tempat yang sudah ditentukan.
Tempat-tempat yang ditetapkan pemerintah kota untuk menanam pohon itu antara lain kawasan bendungan pengendali banjir (bendali). Di seluruh kota banyak terdapat bendali ini, yang juga merupakan syarat pengelolaan lingkungan yang dikenakan kepada pengembang perumahan.
Upaya ini tidak menghindarkan Kota Minyak dari banjir. Sehari sebelumnya, pada peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-72, hujan yang turun sejak dinihari membuat sebagian kawasan Kota Minyak terendam air.
Banjir ini diyakini karena banyaknya kawasan penyerap air beralih fungsi, selain kondisi saluran-saluran air yang penuh sedimentasi dan terhambat sampah. (bp/hb)