MR Saputra
Penajam, helloborneo.com – Pemancangan perdana tiang jembatan tol di atas Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, dari titik Nipah-Nipah, Kabupaten Penajam Paser Utara, menuju Melawai, Kota Balikpapan, terus molor atau tertunda dari target awal pada Desember 2016.
Kepala Bagian Pembangunan Sekretariat Kabupaten Penajam Paser Utara Nicko Herlambang, saat ditemui helloborneo.com di Penajam, Selasa, mengatakan, saat ini tim sedang mengejar pengumpulan data untuk melengkapi persyaratan pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan tersebut.
Ia menjelaskan, syarat pembangunan jembatan tol itu adalah izin pemrakarsa dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang masih dalam proses.
“Data setelah survei dan data lainnya yang dikumpulkan menyangkut pembangunan jembatan masih perlu disusun ulang sebagai persyaratan pembangunan,” kata Nicko Herlambang.
Pembangunan jembatan tol yang diperkirakan menelan biaya sekitar Rp8,3 triliun itu juga masih menunggu hasil kajian lalu lintas harian rata-rata atau LHR untuk penentuan besaran tarif kendaraan yang melalui jembatan.
“Konsorsium masih menunggu kelengkapan dokumen untuk lelang, selanjutnya diserahkan ke Badan Pengelola Jalan Tol untuk dilakukan lelang,” ujar Nicko Herlambang.
Setelah semua dokumen pembangunan jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan itu lengkap, menurut dia, selanjutnya akan masuk proses lelang dan setelah lelang proyek dilakukan di BPJT, maka akan dilaksanakan pemancangan tiang perdana jembatan.
“Kami targetkan pemancangan tiang perdana jembatan tol penghubung Penajam-Balikpapan dilaksanakan pada Februari 2018,” ucap Nicko Herlambang.
Awalnya pemancangan tiang perdana jembatan tol penghubung sepanjang 6,1 kilometer dengan lebar 33 meter tersebut ditargetkan dilaksanakan pada akhir 2016, namun tertunda karena belum lengkapnya persyaratan pembangunan.
Kemudian pemancangan tiang perdana jembatan tol penghubung dengan tinggi ruang bebas setinggi 50 meter dari permukaan air laut tertinggi itu ditargetkan pada Agustus 2017.
Namun, perencanaan teknis jembatan harus dievalusai ulang dan ada perubahan desain jembatan, serta menunggu kajian LHR, maka rencana pemancangan tiang perdana jembatan tol penghubung tersebut kembali diundur pada Desember 2017.
Saat ini, tambah Nicko Herlambang, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara sudah menyiapkan penyertaan modal pembangunan jembatan itu sebesar Rp3 miliar pada APBD 2018, sebagai salah satu syarat lelang proyek di BPJT.
Modal awal pembangunan jembatan tol peghubung itu sebesar Rp20 miliar yang berasal dari PT Waskita Karya Rp12 miliar, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Rp4 miliar, Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara Rp3 miliar, dan Pemerintah Kota Balikpapan Rp1 miliar. (bp/hb)