Pedagang Pasar Tradisional Di Penajam Merugi Terkena Imbas COVID-19

Situasi di Pasar Penajam Sepi Sejak Wabah Virus Corona.

Ari B

Penajam, helloborneo.com – Para pedagang di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengaku merugi dan terjadi penurunan daya beli masyarakat karena terkena imbas merebaknya Corona Virus Disease atau COVID-19 di Indonesia saat ini.

Sejumlah pedagang tradisional Kabupaten Penajam Paser Utara, saat ditemui helloborneo.com, Senin mengatakan, omset atau keuntungan yang didapat turun hingga ratusan ribu rupiah karena masyarakat takut berlama-lama di pasar.

Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Penajam Paser Utara cukup lenggang sepi pengunjung dan hanya ada belasan kendaraan bermotor yang terparkir di area tersebut.

“Dampak Virus Corona mulai dirasakan para pedagang di pasar tradisional,” ujar Gusnawati pedagang pasar tradisional yang berlokasi di Kilometer 4 Kelurahan Nenang, Kecamatan Penajam,

“Aktivitas pengunjung di pasar tradisional akhir-akhir ini sepi kemungkinan masyarakat mulai takut dengan mewabahnya Virus Corona,” ucapnya.

Penyebaran COVID-19 yang sudah sampai Kota Balikpapan membuat masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara mulai mengurangi aktivitas di luar rumah.

Pasar tradisional mulai sepi pengunjung menurut Gusnawati, terjadi sejak Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara meliburkan sekolah pada Senin (16/3/2020).

“Jarang pengunjung datang ke pasar tradisional sejak anak-anak sekolah diliburkan oleh pemerintah kabupaten,” ungkapnya.

“Karena pasar tradisional sepi pengunjung membuat penghasilan turun sampai ratusan ribu rupiah per hari,” tambah Gusnawati.

Biasanya kalau hari pasar besar (Kamis dan Minggu) jelasnya, penghasilan yang didapat bisa mencapai lebih kurang Rp4.000.000 per hari.

Sedangkan kalau hari pasar biasa pendapatan sekitar Rp.1.000.000 per hari, namun saat ini kata Gusnawati, penghasilan menurun karena pengunjung sepi dan takut berlama-lama di pasar. (bp/hb)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.