David Purba

Balikpapan, helloborneo.com – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan hasil investigasi kecelakaan di Simpang Muara Rapak Kota Balikpapan yang terjadi pada Jumat, 21 Januari 2022.
Pelaksana Tugas Ketua Sub Komite LLAJ KNKT, Ahmad Wildan saat ditemui helloborneo.com di Balikpapan, Kamis, menjelaskan, berdasarkan hasil investivasi dan analisis yang dilakukan KNKT, maka dapat disimpulkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan yaitu penggunaan gigi tinggi pada jalan menurun.
“Ini memaksa pengemudi melakukan pengereman berulang kali dan hal ini beresiko menurunkan tekanan angin pada tabung angin rem,” ujarnya.
Kondisi kendaraan yang beroperasi saat itu juga terjadi celah antara kampas dan tromol yang nerada diatas ambang batas yang ditentukan.
Akibatnya saat memasuki Simpang Muara Rapak, tekanan pada angin rem hanya tersisa lima bar, sehingga menyebabkan pengemudi tidak bisa melakukan pengereman kendaraan dan kecelakaan tidak dapat dihindarkan.
“Ini yang kemudian kami sebut kendaraan mengalami rem blong. Karena supir tidak memahami prosedur pengereman,” ucapnya.
KNKT sudah menerbitkan rekomendasi kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah XVII Provinsi Kaltim Kaltara, Balai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah XVII Provinsi Kaltim Kaltara, Pemerintah Kota Balikpapan, DPD Aptrindo Kaltim Kaltara, dan Institute Teknologi Kalimantan (ITK).
Ada empat rekomendasi yang disampaikan KNKT pada rilis yang digelar di Pemerintah Kota Balikpapan, pada Kamis (23/06) menurut dia, agar kejadian serupa tidak terulang atau setidaknya menurunkan tingkat fatalitas dan KNKT merekomendasikan agar di Balikpapan dilakukan pemisahan arus lalu lintas bagi kendaraan angkutan barang.
85 persen wilayah Kota Balikpapan adalah perbukitan, ketika kendaraan angkutan barang bercampur dengan kendaraan lain, maka resiko kecelakaan akan semakin besar.
“Kendaraan angkutan barang diharapkan beroperasi saat kondisi low traffic untuk mengurangi risiko,” katanya.
KNKT juga merekomendasikan adanya edukasi bagi pengemudi truk. Berdasarkan pengalaman, beberapa pengemudi diduga kuat tak memahami pengoperasian rem pada truk.
Ketiga, perlu disiapkan fasilitas transit alias, freight centre bagi kendaraan angkutan barang.
“Fasilitas ini meliputi tempat parkir, tempat istirahat sopir, SPBU, kantin, bengkel perbaikan hingga tempat pengujian kendaraan,” jelasnya.
Ahmad Wildan merekomendasikan penyediaan fasilitas perlengkapan jalan mulai dari marka hingga rambu lalu lintas.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, pembangunan fly over bukan satu satu solusi untuk mengatasi kecelakaan di Simpang Muara Rapak.
Rencana pembangunan fly over tersebut harus benar-benar dikaji secara menyeluruh lanjut dia, apakah fly over itu tepat sasaran sebagai solusi meminimalisir kecelakaan di Muara Rapak.
“Di sejumlah tempat, pembuatan fly over malah membuat angka kecelakaan semakin besar karena pasti dalam fly over itu ada jalan menurun,” kata dia. (bp)