Plt Bupati Penajam Minta Kompensasi Kegiatan Restorasi

ES Yulianto

Plt Bupati Penajam Paser Utara Hamdam Pongrewa (ESY)

Penajam, helloborneo.com – Pelaksanaan tugas Bupati Penajam Paser Utara Hamdam Pongrewa, meminta kompensasi kepada Badan Restorasi Gambut dan Mangrove menyangkut kegiatan mengembalikan sumber daya alam yang telah rusak menjadi kondisi seperti semula (restorasi) di daerah berjuluk “Benuo Taka” itu.

“Keinginan kami untuk dapat kompensasi dari menjaga bakau (mangrove),” ujarnya ketika ditemui helloborneo.com di Penajam, Rabu.

“Kami disuruh jaga mangrove dan kami jaga mangrove tapi tidak berikan nilai ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Tetapi daerah tetangga sudah habiskan bakaunya untuk sumber ekonomi,” tambahnya.

Kompensasi yang diinginkan tersebut adanya kebijakan moneter yang bisa berdampak secara langsung kepada masyarakat sebagai peningkatan ekonomi dan bisa memenuhi kekurangan pemerintah kabupaten dalam membangun infrastruktur dasar.

“Dalam bentuk kebijakan moneter. Kalaupun misalnya kami mengelola dapat nilai ekonomis, minimal itu yang jadi kompensasi agar bisa bangun infrastruktur dasar seperti air bersih. Saat ini air bersih sulit di pesisir apalagi jalan dan kesehatan,” ungkap Hamdam Pongrewa.

Kepala Kelompok Kerja Pengembangan Usaha Masyarakat Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Nugroho Sulistyo Priyono menjelaskan kompensasi yang dirasakan tidaklah secara langsung.

Kepala Kelompok Kerja Pengembangan Usaha Masyarakat Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Nugroho Sulistyo Priyono (ESY)

Perekonomian masyarakat dianggap akan mengalami peningkatan suksesnya rehabilitasi terutama mangrove. Selain nilai karbon juga peningkatan jumlah ikan, kepiting serta bisa dijadikan pariwisata ekologis atau ecotourism.

“Kompensasi itu tidak langsung tetapi jelas ada nilai tambah untuk masyarakat, dari nilai karbonnya ketika prakondisi, peningkatan ikan, terus kepiting bisa dipakai masyarakat untuk ecotourism (pariwisata ekologis),” jelasnya.

Kompensasi yang akan diberikan oleh pemerintah pusat melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove berupa program rehabilitasi yang dilakukan secara bertahap.

“Kalau langsung anggaran pemerintah ke kabupaten tidak ada kecuali nanti bantuan dari pemerintah pusat untuk rehabilitasi mungkin ada tetapi tidak langsung mendadak serentak seperti itu,” ucapnya.

Untuk kegiatan jangka panjang menurut dia, akan ada program hingga bimbingan untuk membantu masyarakat sekitar untuk meningkatkan perekonomian dari pemanfaatan hasil rehabilitasi tersebut.

“Jadi mereka kami dorong untuk mempunyai usaha-usaha seperti pengelolaan hasil mangrove atau usaha sektor perikanannya, nanti ada bantuan modal tunai. Setelah kelompok itu tumbuh kami klasterkan masih ada bantuan modal lebih besar lagi dan kami bantu pemasarannya,” kata Nugroho Sulistyo Priyono.

Data yang diperoleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove dari sumber Peta Mangrove Nasional jumlah luasan Mangrove di Kabupaten Penajam Paser sekitar 260 hektare terdapat di enam kelurahan/desa. (bp)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses