ES Yulianto
Penajam, helloborneo.com – Penyertaan modal dari pemerintah daerah kepada Perusahaan Umum Daerah Air Minum Danum Taka (Perumda AMDT) tak ada alasan mendapatkan penolakan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Tahun 2022.
Pelaksana tugas Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara, Hamdam mengatakan bahwa penyertaan modal tersebut penting menambah cakupan distribusi dan konsistensi pelayanan kepada pelanggan.
“Jadi itu memang keharusan. Kalau mau sistem distribusi lebih normal karena sistem Jaringan telah diserahkan oleh pemerintah kepada PDAM ada bagian yang harus segera dibenahi sehingga perlu anggaran sebesar itu,” kata Hamdam.
Rencana penyertaan modal melalui APDB-P Tahun 2022 senilai Rp 1.5 miliar. Secara pasti Hamdam tidak mengetahui pengunaan anggaran tersebut. Dirinya hanya mempercayakan kepada Perumda AMDT untuk mengelola penyertaan modal tersebut.
“Kita berharap itu masuk penyertaan modal nanti PDAM memilah mana bagian yang menjadi prioritas untuk ditangani segera,” ucapnya.
Hamdam yakin bahwa penyertaan modal tersebut tidak ada alasan untuk menolak. Harapannya pihak Legislatif turut menyetujui penyertaan modal tersebut.
“Kalau hemat saya, sebaiknya teman-teman DPRD menyetujui. Kalau ingin cakupan layanan kita banyak ke masyarakat,” tuturnya.
Dikonfirmasi Kepada Direktur Perumda AMDT Kabupaten Penajam Paser Utara Abdul Rasyid bahwa usulan penyertaan modal melalui APBD-P Tahun 2022 sebesar Rp 5.7 miliar.
Sedangkan diantara Rp 1.5 miliar tersebut rencananya akan digunakan untuk aktivitas pipa dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Penajam Paser Utara sepanjang 53 kilometer dari 120 kilometer yang diserahkan.
“Untuk APBD Perubahan tahun 2022 kami usulkan Rp 5.7 miliar untuk berbagai kegiatan Operasional. Dari Total Rp 5.7 miliar terdapat usulan Rp 1.5 miliar untuk aktivasi Pipa DPUPR sepanjang 53 kilometer dari total 120 kilometer yang kami tolak beberapa waktu lalu karena kondisi masih memerlukan perbaikan sebelum kita manfaatkan,” terangnya.
Abdul Rasyid menjelaskan bahwa rencana realisasi Rp 1.5 miliar tersebut akan bagi 3 untuk keperluan aktivasi pipa, biaya listrik hingga biaya bahan kimia dan pemeliharaan pipa exisisting.
“Apabila usulan hanya di setujui Rp 1.5 miliar dari Rp 5.7 miliar yang kami usulkan dipenuhi maka peruntukannya akan kami bagi 3 kegiatan utama. Rp 500 juta untuk aktivasi pipa sepanjang 20 kilometer dari target awal 53 kilometer, Rp 500 juta untuk biaya listrik dan Rp 500 juta untuk biaya bahan kimia dan Pemeliharaan Pipa Exisisting (Pipa Transmisi distribusi) dan berbagai program lainya,” jelas Abdul Rasyid. (log)