Hilangkan Stigma, WHO Kini Gunakan Istilah ‘mpox’ untuk Menyebut Cacar Monyet

Seorang petugas kesehatan menyiapkan suntikan yang berisi vaksin mpox untuk mencegah cacar monyet pada seorang pasien di sebuah klinik vaksinasi di New York, pada 19 Agustus 2022. (Foto: AP/Mary Altaffer)
Seorang petugas kesehatan menyiapkan suntikan yang berisi vaksin mpox untuk mencegah cacar monyet pada seorang pasien di sebuah klinik vaksinasi di New York, pada 19 Agustus 2022. (Foto: AP/Mary Altaffer)

Washington DC, helloborneo.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, bahwa pihaknya akan mulai menggunakan istilah “mpox” untuk mengacu pada penyakit cacar monyet dan mendorong semua pihak untuk melakukan langkah serupa. Langkah tersebut diambil setelah WHO mendapatkan pengaduan terkait nama cacar monyet yang dinilai oleh sebagian pihak rasis dan mengandung stigma.

“Kedua istilah akan digunakan secara bersamaan untuk satu tahun ke depan sambil berusaha untuk mengurangi pemakaian istilah ‘cacar monyet’,” tulis WHO dalam pernyataannya.

WHO telah mengadakan sebuah proses konsultasi publik untuk mencari nama baru bagi penyakit tersebut pada awal tahun ini. WHO menerima 200 usulan nama dalam proses itu. Amerika Serikat, yang menjadi bagian dari negara yang mendukung perubahan nama penyakit itu, menyambut baik pengumuman WHO tersebut.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) juga akan memulai menggunakan istilah “mpox”, ujar direktur CDC Rochelle Walensky dalam sebuah cuitan.

“Kami menyambut baik dan mendukung perubahan nama penyakit ini menjadi mpox untuk menghilangkan stigma dan batasan dalam menangani mereka yang terdampak oleh penyakit ini,” tambah Walensky.

Sekretaris Layanan Kesehatan dan Masyarakat AS Xavier Becerra mengatakan “menghilangkan stigma yang melekat pada sebuah penyakit adalah satu langkah penting dalam upaya kita untuk mengakhiri [wabah] mpox.”

Salah satu usulan nama baru yang paling populer adalah “mpox” atau “Mpox”, yang diprakarsai oleh organisasi kesehatan pria RÉZO. Direktur lembaga tersebut mengatakan dengan menghilangkan sosok monyet yang melekat pada penyakit itu, masyarakat akan semakin menganggap penyakit tersebut serius.

Beberapa mengusulkan istilah lucu seperti “Poxy McPoxface” yang mengacu pada Boaty McBoatface, sebuah opsi dalam penentuan nama sebuah kapal penelitian kutub asal Inggris, sebelum akhirnya kapal tersebut diberi nama Sir David Attenborough.

WHO mengatakan sejumlah ahli sepakat untuk mengubah nama penyakit itu menjadi “mpox” dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kelayakan ilmiah, pengucapannya.

Mpox, yang ditemukan pada 1958 dan dinamai setelah hewan pertama yang terjangkit penyakit tersebut, tersebar di sejumlah negara di wilayah barat dan tengah Afrika hingga akhirnya menyebar ke berbagai negara pada tahun ini.

Sekitar 100 negara di mana mpox tidak menjadi endemik telah melaporkan sejumlah kasus yang disebabkan oleh virus tersebut.

Mandat WHO untuk menyematkan nama baru pada sebuah penyakit tertuang dalam Klasifikasi Penyakit Internasional. 

Umumnya, perubahan nama bertujuan untuk menghindari penyakit apapun diasosiasikan dengan sebuah negara, wilayah, hewan atau etnis tertentu. (voa/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.