Banjarbaru, helloborneo.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Kalsel merekomendasikan enam strategi percepatan IPM pada indikator pendidikan.
Kepala Balitbangda Provinsi Kalsel, Muhammad Amin melalui Kepala Bidang Sosial & Pmerintahan, Nurhidayati menjelaskan dilaksanakannya kajian ini bermaksud untuk menyusun strategi percepatan IPM di Kalsel.
“Pada saat kajian, kami melakulan pendekatan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan system dinamic dan Interpretative Struktural Modelling (ISM),” ucapnya, di Banjarbaru, Senin (2/1).
Lanjut, kajian ini mulai digelar dari awal tahun 2022 lalu, karena melihat dari capaian IPM Kalsel yang masih di bawah rata-rata nasional serta dari IPM 13 Kabupaten/Kota yang ada, hanya 5 Kabupaten/Kota yang IPM berada di kategori IPM tinggi.
Lalu dari data tersebut, pihaknya beserta tim ke lapangan, dan capaian IPM di 13 kabupaten/kota menunjukkan tren peningkatan.
“Model percepatan peningkatan IPM adalah dengan skenario intervensi peningkatan dimensi pendidikan indikator RLS dan HLS,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Kajian IPM, Sri Setyati menjelaskan peningkatan HLS dengan meningkatkan partisipasi sekolah dan mengurangi anak putus sekolah, serta peningkatan RLS dengan intervensi pendidikan perguruan tinggi dan pendidikan penyetaraan.
Berdasarkan analisis kendala peningkatan RLS dan HLS dibagi menjadi dua, yaitu faktor kunci kendala teknis serta faktor kunci kendala manajemen dari pemerintah.
“Oleh karena itu, strategi untuk mewujudkan percepatan peningkatan IPM di Kalsel dengan memperhatikan kendala kunci dalam peningkatan indikator Pendidikan adalah peningkatan kesadaran masyarakat, peningkatan dan optimalisasi program beasiswa, optimalisasi pendanaan pendidikan, peningkatan koordinasi antar lembaga, optimalisasi lembaga pendidikan dan evaluasi kecukupan dan kelayakan lembaga penyetaraan,” katanya. (ip/log)