OIKN Kembangkan Pusat Suaka Orangutan di Pulau Kalawasan Kabupaten PPU

Kepala OIKN Bambang Susantono. (Ist)
Kepala OIKN Bambang Susantono. (Ist)

Jakarta, helloborneo.com – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menjalin kerja sama dengan Yayasan Arsari dalam rangka melindungi Orangutan dengan mengembangkan Pusat Suaka Orangutan (PSO) di Pulau Kalawasan, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Tujuan dari pengembangan PSO tersebut adalah untuk menyediakan tempat perlindungan Orangutan jantan dewasa dengan memberikan fasilitas dan pengelolaan yang memenuhi prinsip kesejahteraan satwa terutama bagi Orangutan yang telah ditetapkan tidak dapat dilepasliarkan ke habitat alaminya karena alasan tertentu.

Kepala OIKN Bambang Susantono menyambut baik kerjasama dengan Yayasan Arsari dalam mengembangkan PSO di Pulau Kalawasan sehingga menjadikan Nusantara sebagai pusat pemerintahan negara yang sangat memperhatikan lingkungan.

Orangutan merupakan salah satu spesies endemik Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan. Meskipun Kawasan IKN bukanlah habitat alami dari Orangutan, tapi kami sangat berkomitmen untuk mendukung perlindungan bagi Orangutan,” kata Bambang.

Direktur Eksekutif Yayasan Arsari, Dr. Catrini Pratihari Kubontubuh mengatakan bahwa kerjasama dengan OIKN dalam pengembangan PSO di Pulau Kalawasan akan sangat bermanfaat bagi keberadaan Orangutan yang merupakan kekayaan hayati Indonesia. “Tentunya, hal ini juga akan menguatkan komitmen IKN sebagai forest city,” jelasnya.

PSO yang berjarak kurang lebih 10 km dari Titik Nol Nusantara ini nantinya diharapkan dapat membantu mengurangi beban berupa biaya dan resiko fisik dari keberadaan Orangutan jantan dewasa berpipi lebar di berbagai Pusat Rehabilitasi atau Reintroduksi Orangutan. Tak hanya itu, Keberadaan Orangutan di Pulau yang dijadikan sebagai habitatnya diharapkan lebih terjamin untuk kesejahteraannya, dan pulau-pulau disekitarnya diharapkan lebih terjaga ekosistemnya sehingga menjadi tempat perkembangbiakan dari hewanhewan laut yang nantinya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Bambang menambahkan bahwa komitmen bersama antara OIKN dan Yayasan Arsari tidak hanya dalam pengembangan PSO, tapi juga dalam mewujudkan IKN Forest City sebagai model pembangunan kota yang konsen pada carbon neutral city, biodiversity, dan SDGs.

“OIKN sangat membuka diri untuk bekerjasama dengan lembaga pemerhati lingkungan baik yang berskala internasional maupun nasional untuk bersama-sama menjaga lingkungan di wilayah IKN dan sekitarnya,” ujar Bambang.

IKN Nusantara dibangun dengan konsep Forest City. Ini merupakan langkah Indonesia untuk melakukan mitigasi perubahan iklim. Sebesar 65% wilayah IKN Nusantara akan menjadi hutan tropis melalalui reforestasi, sebesar 10% menjadi area taman dan produksi pangan dan 25% untuk area kota. “Tujuannya Nusantara akan menjadi carbon-neutral city pada 2045,” tutupnya. (ip/log)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.