Banjarmasin, helloborneo.com – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Selatan mengadakan Sosialisasi dan Pelatihan Layanan Perpustakaan Disabilitas sebagai bentuk kesiapan pengoperasionalan Gedung Perpustakaan Disabilitas yang baru.
Kepala Dispersip Kalsel, Nurliani Dardie diwakili Kepala Bidang Pelayanan dan Kerjasama Perpustakaan, Wildan Akhyar mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk penerapan standar pelayanan nasional perpustakaan yang harus memperhatikan kebutuhan pemustaka berkebutuhan khusus baik dari segi fisik, emosional, mental, intelektual dan sosial.
“Melalui kegiatan ini kami membekali para petugas layanan Perpustakaan Disabilitas Dispersip Kalsel agar memiliki keterampilan dan mampu melayani sebaik mungkin para pemustaka berkebutuhan khusus yang berkunjung ke gedung perpustakaan disabilitas kami,” kata Wildan, Banjarmasin.
Wildan menambahkan, tidak hanya melatih petugas layanan perpustakaan yang sudah ada, pihaknya juga telah menarik satu orang pegawai kontrak dari kalangan disabilitas agar gedung perpustakaan disabilitas tersebut bisa dioperasikan sesegera mungkin di 2023 ini.
Tidak hanya soal SDM, Wildan juga mengakui saat ini pihaknya juga masih terkendala dengan ketersediaan fasilitas pendukung seperti buku braille, dan alat pembesar khusus pemustaka dengan mata rabun.
“Untuk buku braille kita sudah menganggarkannya, selain dari ABPD kami juga mengeksplor pihak luar seperti Bank Kalsel dan juga PLN dengan harapan mereka bisa berkontribusi untuk melengkapi layanan Gedung Perpustakaan Disabilitas yang baru, mengingat untuk kelengkapan perpustakaan disabilitas ini tidak gampang untuk mendapatkannya ditambah dengan harganya yang mahal,” tuturnya.
Usai dioperasionalkan, nantinya pihak Dispersip Kalsel akan bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Kalsel untuk berkunjung. Sehingga menambah catatan kunjungan di perpustakaan palnam.
“Mereka bisa berkunjung juga jadinya, dari SLB dan lain lain kita undang,” katanya. (ip/log)